Lifestyle / Komunitas
Minggu, 14 September 2025 | 13:16 WIB
ilustrasi ketimpangan ekonomi (freepik/jcomp)
Baca 10 detik
  • Topik "eat the rich" tengah memicu debat panas di X dalam beberapa hari terakhir.
  • Dalam konteks sejarah, eat the rich muncul sebagai respons terhadap ketidakadilan ekonomi.
  • "Ketika rakyat tidak punya apa-apa lagi untuk dimakan, mereka akan memakan orang kaya."
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Dalam beberapa hari terakhir, topik "eat the rich" tengah memicu debat panas di X. Topik eat the rich muncul dari diskusi kasus penjarahan di Indonesia beberapa minggu lalu, serta berkaca pada protes gen Z Nepal yang menggulingkan pemerintahan korup.

Lantas, apa itu eat the rich? Dan mengapa ungkapan ini sering memicu kontroversi panas di X? Artikel ini akan mengupas tuntas asal usul eat the rich yang picu debat panas di X.

Asal-Usul Eat the Rich

ilustrasi ketimpangan ekonomi (freepik)

Eat the rich artinya memakan orang kaya. Slogan eat the rich sering dikaitkan dengan filsuf Prancis Jean-Jacques Rousseau, yang hidup pada abad ke-18.

Rousseau, seorang pemikir utama di balik Revolusi Prancis, pernah mengatakan sesuatu seperti, "Ketika rakyat tidak punya apa-apa lagi untuk dimakan, mereka akan memakan orang kaya."

Ini bukanlah seruan langsung untuk kekerasan, melainkan deskripsi tentang bagaimana kemiskinan ekstrem bisa memicu pemberontakan terhadap kelas elite.

Dalam konteks sejarah, eat the rich muncul sebagai respons terhadap ketidakadilan ekonomi, di mana segelintir orang kaya menguasai sumber daya, sementara mayoritas masyarakat menderita kelaparan.

Seiring waktu, slogan eat the rich berevolusi. Pada abad ke-20, ungkapan ini menjadi populer di kalangan gerakan kiri, seperti sosialis dan anarkis, sebagai kritik terhadap kapitalisme.

Namun, popularitas eat the rich meledak di era digital. Contohnya, Film Parasite (2019) dan serial TV Succession memperkuat narasi ini, di mana "orang kaya" digambarkan sebagai parasit masyarakat yang hidup mewah atas penderitaan orang lain.

Baca Juga: Satelit Nusantara Lima Sukses Diluncurkan, Siap Perkuat Internet di Indonesia

Di media sosial, terutama X, ungkapan eat the rich berubah menjadi meme, slogan politik, dan bahkan rasa humor gelap.

Pembahasan Eat the Rich di X

ilustrasi ketimpangan ekonomi (freepik)

X menjadi ladang subur bagi pembahasan eat the rich karena platform ini memungkinkan diskusi real-time tentang isu sosial. Generasi Z, yang aktif di TikTok dan X, sering menggunakan frasa ini untuk mengkritik ketimpangan ekonomi.

Di Indonesia, misalnya, debat ini muncul ketika orang salah mengartikan slogan sebagai serangan terhadap siapa saja yang lebih kaya. Padahal, eat the rich yang dimaksud ditujukan secara spesifik untuk elite eksploitatif seperti top 5 persen orang terkaya yang menguasai kekayaan nasional.

Ini menunjukkan bagaimana konteks lokal memengaruhi interpretasi, di mana kemiskinan dan korupsi membuat slogan eat the rich mudah disalahpahami.

Di level global, diskusi eat the rich sering terkait dengan peristiwa aktual. Misalnya, pembunuhan CEO UnitedHealthcare pada 2025 memicu perdebatan apakah ini bagian dari "eat the rich" atau sekadar kejahatan biasa.

Slogan eat the rich juga muncul dalam konteks politik. Contohnya kritik terhadap miliarder seperti Elon Musk atau Jeff Bezos, yang dianggap "memakan" masyarakat melalui eksploitasi tenaga kerja dan monopoli.

Salah Paham tentang Eat the Rich

ilustrasi ekonomi (freepik)

Debat tentang eat the rich di X sering memanas karena perbedaan interpretasi. Pendukung slogan ini berargumen bahwa eat the rich adalah kritik sistemik terhadap ketimpangan, bukan seruan kekerasan harfiah.

Padahal, frasa eat the rich menyoroti bagaimana kekayaan ekstrem, seperti seorang miliarder, datang dari eksploitasi, bukan kerja keras semata.

Salah paham sering terjadi ketika slogan eat the rich diterapkan pada orang "kaya biasa", seperti content creator atau pemilik bisnis kecil, bukan miliarder.

Di X, seorang pengguna menjelaskan bahwa orang kaya yang dimaksud adalah CEO multi-miliader dan politisi, bukan seniman yang mendapatkan harta dari karyanya.

Debat ini semakin panas saat muncul gerakan boikot korporasi hingga isu pajak orang kaya. Dalam artikel ekonomi, pengamat menyebut kebijakan "eat the rich" bisa merugikan masyarakat luas melalui pajak berlebih.

Sementara itu, pendukung gerakan eat the rich menekankan bahwa orang kaya sudah "memakan" kita melalui penurunan harapan hidup bagi kelas bawah.

Load More