Suara.com - Kontroversi seputar pasokan bahan bakar minyak (BBM) kembali mencuat setelah dua perusahaan pemilik SPBU swasta, yakni Vivo Energy Indonesia dan BP-AKR, membatalkan kesepakatan pembelian base fuel dari Pertamina.
Padahal, sebelumnya keduanya sudah menyatakan minat untuk menyerap sebagian pasokan impor BBM yang dikelola Pertamina. Alasan utama pembatalan tersebut ternyata berkaitan dengan kandungan etanol di dalam base fuel yang dipasok Pertamina.
Pertamina melalui anak usahanya, PT Pertamina Patra Niaga, sejatinya telah membuka peluang kerja sama dengan SPBU swasta untuk mengatasi kelangkaan BBM nonsubsidi beroktan tinggi yang terjadi sejak Agustus 2025.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bahkan sempat menyatakan bahwa beberapa badan usaha, seperti Shell, Vivo, BP, dan Exxon Mobil, bersedia membeli stok tambahan BBM hasil impor melalui Pertamina.
Dari kesepakatan awal, Vivo berencana menyerap hingga 40 ribu barel dari total 100 ribu barel BBM yang diimpor Pertamina. Namun, rencana itu tidak berjalan mulus. Vivo dan BP-AKR secara mendadak membatalkan pembelian karena hasil uji laboratorium menunjukkan adanya kandungan etanol sekitar 3,5 persen dalam base fuel tersebut.
Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, menegaskan bahwa kandungan etanol 3,5 persen sebenarnya masih dalam batas aman. Menurut regulasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), campuran etanol dalam BBM diperbolehkan hingga maksimal 20 persen. Artinya, hasil uji tersebut seharusnya tidak menyalahi aturan.
Meski begitu, pihak swasta tetap menolak. Shell Indonesia bahkan disebut belum bisa melanjutkan kerja sama karena kendala birokrasi internal. Praktis, hingga saat ini belum ada satupun SPBU swasta yang benar-benar menyerap pasokan BBM dari Pertamina, sehingga pembicaraan bisnis kembali ke titik nol.
Apa Itu Etanol dalam BBM?
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang umum digunakan sebagai campuran bahan bakar. Di dunia otomotif, etanol berfungsi sebagai octane booster, yakni zat aditif yang mampu meningkatkan angka oktan atau RON (Research Octane Number). Semakin tinggi nilai oktan, semakin baik kualitas pembakaran di mesin kendaraan.
Baca Juga: Indonesia Punya Berapa Kilang Pertamina? Disinggung Menkeu Purbaya Sebelum Kilang Dumai Terbakar
Menurut pakar energi Institut Teknologi Bandung, Tri Yuswidjajanto Zaenuri, penambahan etanol berbeda dengan teknologi lama yang mengandalkan reformasi katalitik dari nafta.
Dengan etanol, peningkatan RON dapat dicapai lebih efisien. Bahkan, pada beberapa jenis bahan bakar, kandungan etanol bisa mencapai 80 persen, khusus untuk kendaraan flexi fuel yang memang dirancang mampu menoleransi campuran etanol dalam jumlah besar.
Di Amerika Serikat, misalnya, lebih dari 98 persen bensin mengandung etanol. Formulasi yang paling umum adalah E10, campuran 10 persen etanol dengan 90 persen bensin. Ada juga E15 yang bisa digunakan pada kendaraan keluaran tahun 2001 ke atas, serta E85 untuk kendaraan fleksibel berbahan bakar khusus.
Pertanyaan yang muncul adalah jika etanol 3,5 persen masih jauh di bawah ambang batas, mengapa BP dan Vivo menolak?
Ada beberapa faktor teknis yang bisa menjelaskan hal ini. Pertama, etanol mengandung oksigen tinggi sehingga bisa membuat mesin cepat panas, terutama jika mesin tidak memiliki sistem pengaturan air fuel ratio otomatis.
Kondisi ini menyebabkan pembakaran menjadi terlalu miskin, terjadi kelebihan udara dibanding bahan bakar, sehingga berdampak pada performa mesin.
Berita Terkait
-
9 Fakta Kebakaran Kilang Pertamina Dumai, Ledakan Keras Awali Kobaran Api dan Kepanikan Warga
-
Pakai BBM Campuran Etanol: Tarikan Nampol atau Malah Mesin Mobil Konyol?
-
Polisi dan TNI Turun Tangan Amankan Objek Vital Kilang Pertamina Dumai yang Terbakar
-
Indonesia Punya Berapa Kilang Pertamina? Disinggung Menkeu Purbaya Sebelum Kilang Dumai Terbakar
-
Kilang Minyak Dumai Kebakaran, Stok BBM Pertamina Gimana?
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
Terkini
-
7 Barang MR DIY di Bawah Rp50 Ribu yang Cocok Jadi Kado Natal
-
Hubungan Kepemilikan Kucing dengan Kesehatan Mental, Benarkah Bisa Picu Gangguan Skizofrenia?
-
6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
-
Ramalan Zodiak 17 November 2025: Peluang, Cinta, Keberuntungan dan Keuangan Hari Ini
-
10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
-
Adu Pendidikan Gusti Purbaya vs KGPH Mangkubumi yang Berebut Tahta Raja Solo
-
Sunscreen Scora Cocok untuk Tipe Kulit Apa? Ini Kandungan dan Harganya
-
7 Sepatu Lokal Cocok Buat Karyawan WFA di Cafe Rp 100 Ribuan
-
5 Lip Crayon yang Praktis dan Nyaman Dipakai di Bibir, Mulai Rp17 Ribuan
-
7 Parfum Wangi Tahan Lebih dari 10 Jam untuk Anak Sekolah