Suara.com - Setiap orang pasti pernah menghadapi tekanan, kesedihan, atau situasi sulit dalam hidup. Cara seseorang merespons kondisi itu disebut coping mechanism. Namun, tidak semua cara yang dipakai sehat. Ada sejumlah kebiasaan yang awalnya dimaksudkan untuk meredakan stres justru bisa berubah menjadi masalah baru.
Menyadur Positive Psychology, coping mechanism yang tidak sehat sebagai strategi maladaptif. Meski memberi kelegaan sesaat, kebiasaan ini berisiko menimbulkan dampak psikologis, emosional, hingga fisik dalam jangka panjang.
1. Penyalahgunaan Zat
Mengonsumsi alkohol, narkoba, atau obat pereda sakit kerap dijadikan pelarian. Sayangnya, cara ini hanya menutup masalah sementara. Jika berlanjut, bisa menimbulkan kecanduan yang memperparah kondisi kesehatan mental maupun fisik.
2. Menghindar dan Menyangkal
Ada orang yang memilih pura-pura tidak punya masalah atau menekan perasaan buruk. Padahal, sikap ini justru membuat stres makin menumpuk. Tanpa berani menghadapi kenyataan, masalah tak pernah selesai dan perkembangan emosional jadi terhambat.
3. Melukai Diri Sendiri
Beberapa orang melampiaskan rasa sakit dengan menyakiti tubuh, misalnya menggores atau membakar kulit. Meski memberi rasa lega sesaat, perilaku ini berbahaya karena bisa menimbulkan luka serius sekaligus memperburuk kondisi emosional.
4. Pikiran Negatif
Baca Juga: 5 Stages of Grief dalam Perceraian, Kamu di Tahap Mana?
Kebiasaan menghujat diri sendiri membuat rasa percaya diri turun drastis. Pikiran pesimistis yang terus berulang dapat memperbesar tekanan batin. Akibatnya, orang jadi sulit maju dan terjebak dalam lingkaran stres.
5. Makan Berlebihan
Sebagian orang melarikan diri ke makanan saat stres, yang dikenal dengan istilah emotional eating. Walaupun menenangkan sementara, kebiasaan ini sering berujung pada rasa bersalah, berat badan naik, hingga masalah kesehatan lain.
6. Menyendiri
Menarik diri dari lingkungan sosial mungkin terasa aman, tetapi isolasi justru memperburuk kondisi. Tanpa interaksi positif, seseorang kehilangan dukungan emosional yang sebenarnya bisa membantu penyembuhan.
7. Menunda Pekerjaan
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
Suara Nusantara Gaungkan Kembali Cerita Rakyat Indonesia untuk Menginspirasi Masa Depan Anak Bangsa
-
Tanggal 17 November Memperingati Hari Apa? Yuk Cari Tahu
-
7 Rekomendasi Warung Selat Solo Legendaris, Rasa Otentik Sejak Tahun 70-an
-
4 Sunscreen Terbaik dengan SPF 100 yang Ampuh Blokir Sinar UV
-
Literasi Keuangan untuk Gen Z di Kampus: Bekal Wajib di Tengah Maraknya Layanan Finansial Digital
-
7 Sunscreen Paling Murah dengan Efek Mencerahkan, Kulit Kusam Teratasi
-
Era Baru Makeup Flawless: Saat Riasan Tak Hanya Mempercantik, Tapi Juga Merawat Kulit
-
Terpopuler: Beda Silsilah Keluarga 'Dua' Raja Solo hingga 5 Dosa Habib Bahar bin Smith
-
Panduan Memilih Sepatu Terbaik di Wedding Season: Tampil Stylish Tanpa Mengorbankan Kenyamanan
-
Kulitmu Punya Cerita: Intip Pameran Seni 'Museum of Speaking Skin' yang Bikin Terpukau