Lifestyle / Male
Kamis, 16 Oktober 2025 | 14:54 WIB
15 Tahun Atelier Riri: Pameran Unik di Rumah Belum Jadi, Ini Alasannya! (Dok. Istimewa)
Baca 10 detik
  • Riri Yakub merayakan 15 tahun Atelier Riri lewat pameran A Life Less Ordinary di rumah pribadinya yang belum selesai dibangun, menampilkan 15 bagian perjalanan kreatifnya.
  • Dari ruang kecil di bawah tangga, Riri membangun Atelier Riri menjadi studio arsitektur ternama dengan filosofi manusia, ruang, dan keberlanjutan.
  • Melalui gerakan ARFOU, Atelier Riri menegaskan komitmen bahwa desain bisa berdampak sosial dan membawa perubahan nyata.

Suara.com - Bertepatan dengan perjalanan 15 tahun Atelier Riri, arsitek Riri Yakub merayakan kiprahnya dengan cara yang tak biasa. Ia membuka pameran bertajuk A Life Less Ordinary.

Bukan di galeri megah atau ruang pamer modern, melainkan di rumah pribadinya yang belum selesai dibangun, Kiri House 2.2 di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan.

Ruang yang masih dalam tahap konstruksi itu diubah menjadi galeri sementara, merefleksikan filosofi Atelier Riri: arsitektur sebagai proses yang terus berkembang, bukan hasil yang berhenti di satu titik.

“Perjalanan ini bukan sekadar tentang membangun ruang, tapi tentang memahami kehidupan di dalamnya. A Life Less Ordinary adalah cara kami merayakan proses itu, perjalanan yang penuh pembelajaran, keberanian, dan rasa syukur,” ujar Riri Yakub.

15 Section, 15 Tahun Perjalanan

15 Tahun Atelier Riri: Pameran Unik di Rumah Belum Jadi, Ini Alasannya! (Dok. Istimewa)

Pameran ini dibagi menjadi 15 section, mewakili 15 tahun perjalanan Atelier Riri. Setiap lantai menghadirkan lapisan cerita, dari arsip pribadi, proyek arsitektur, hingga dokumentasi media yang pernah menyorot karyanya.

Di lantai pertama, pengunjung akan menemukan latar belakang pribadi Riri, termasuk arsip Kiri House pertama yang pada tahun 2010 sempat terpilih dalam pameran arsitektur muda. 

Bagi Riri, barang-barang lama itu bukan sekadar nostalgia, tetapi catatan hidup yang membentuk dirinya hari ini.

“Saya orangnya sangat terikat dengan benda-benda yang punya nilai sentimental. Dulu saya pikir hanya kenangan, ternyata berguna — semua data dan arsip ini hasil simpanan saya bertahun-tahun,” ungkapnya.

Baca Juga: RS Swasta Gelar Pameran Kesehatan Nasional, Ajak Publik Hidup Lebih Sehat dan Peduli Diri

Naik ke lantai dua, pengunjung disambut oleh deretan proyek-proyek yang sudah terbangun maupun masih berlangsung. Tak banyak foto dipajang; Riri lebih menekankan pada esensi proses dan makna di balik karya.

Sementara itu, lantai terakhir menampilkan dokumentasi media dan publikasi yang pernah mengulas perjalanan Atelier Riri di berbagai majalah dan artikel.

“Sekarang mungkin sudah tak banyak media cetak seperti dulu, tapi bagi saya arsip itu penting, menandai titik balik dalam perjalanan,” ujarnya.

Atelier Riri bermula dari ruang kecil di bawah tangga yang ditutup tirai tipis. Dari tempat sederhana itu, Riri membawa semangat besar, membangun studio yang kini dikenal melalui karya-karya arsitektur yang menghubungkan manusia, ruang, dan keberlanjutan.

Selama satu setengah dekade, Riri konsisten menanamkan nilai sharing dan kolaborasi. Selain berkarya, ia kerap berbagi lewat talkshow dan workshop, sesuatu yang juga dihadirkan dalam rangkaian pameran kali ini.

Gerakan ARFOU: Desain yang Berdampak Sosial

Load More