Lifestyle / Komunitas
Kamis, 23 Oktober 2025 | 16:45 WIB
Ilustrasi AQUA [Aqua Danone]
Baca 10 detik
  • Aqua menjadi sorotan publik setelah Dedi Mulyadi mengungkap bahwa air mineralnya berasal dari sumur bor dalam, bukan dari mata air pegunungan seperti yang diklaim dalam iklan.

  • Pihak pabrik Aqua menjelaskan bahwa mereka menggunakan air dari lapisan tanah terdalam karena dianggap memiliki kualitas terbaik, meskipun metode ini menimbulkan kekhawatiran ekologis.

  • Kontroversi ini mendorong publik untuk menelusuri kembali sejarah Aqua, yang didirikan pada tahun 1973 oleh Tirto Utomo dan berkembang menjadi merek air minum kemasan terbesar di Indonesia di bawah naungan Danone.

Suara.com - Aqua, sebagai salah satu merek air minum dalam kemasan (AMDK) paling dikenal di Indonesia, kini menjadi pusat perhatian publik.

Sorotan muncul akibat dugaan bahwa klaim iklan perusahaan tentang penggunaan "air pegunungan murni" tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.

Situasi memanas setelah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melakukan inspeksi mendadak ke salah satu pabrik Aqua dan mengunggah temuannya ke kanal YouTube miliknya pada Selasa (21/10/2025).

Dalam kunjungan tersebut, pejabat publik yang akrab disapa KDM itu dibuat terkejut saat mengetahui bahwa air diambil menggunakan teknologi sumur bor dengan kedalaman mencapai 100 hingga 130 meter.

"Oh ini airnya dibor? saya kira air permukaan, air dari mata air. Ternyata bukan dari mata air, tapi dari sumur pompa dalam," ucap Dedi Mulyadi dengan ekspresi terkejut.

Menanggapi hal itu, pihak pabrik menjelaskan bahwa mereka sengaja memilih air dari lapisan tanah terdalam untuk mendapatkan kualitas terbaik.

"Semua air bawah tanah, Pak. Karena memang kualitas yang paling bagus itu yang paling dalam," jelas seorang staf.

Walaupun memahami alasan teknis tersebut, Dedi Mulyadi tetap menyoroti potensi dampak lingkungan dari praktik pengeboran besar-besaran di wilayah pegunungan.

KDM menilai bahwa aktivitas tersebut dapat mengganggu keseimbangan tata air dan memicu bencana ekologis di sekitarnya.

Baca Juga: Geger Aqua Disebut Pakai Air Sumur Bor, DPR Turun Tangan: Ini Persoalan Serius!

Kontroversi seputar sumber air Aqua yang mencuat belakangan ini mendorong publik untuk kembali menelusuri asal-usul merek legendaris tersebut. Simak kisah panjang berdirinya Aqua dari 1973 hingga diakuisisi oleh Danone.

Sejarah Panjang Berdirinya Aqua

Aqua memulai perjalanannya pada tahun 1973 ketika Tirto Utomo mendirikan PT Golden Mississippi dan membangun pabrik pertama di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat.

Setahun kemudian, produk perdana Aqua diluncurkan dalam kemasan botol kaca berukuran 950 ml dengan harga Rp 75 per botol. Perusahaan terus berkembang dan pada tahun 1984 mendirikan pabrik kedua di Pandaan, Jawa Timur, untuk mendekatkan distribusi ke konsumen di wilayah tersebut.

Pada 1985, Aqua mulai memproduksi air minum dalam kemasan PET 220 ml yang dinilai lebih aman dan berkualitas. Tahun 1993, Aqua Group meluncurkan program daur ulang botol plastik melalui inisiatif Aqua Peduli.

Aliansi strategis terjadi pada 1998 antara Tirta Investama dan Danone melalui Danone Asia Holding Pte Ltd sebagai pemegang saham minoritas, yang kemudian berujung pada pembentukan Grup Aqua bersama PT Aqua Golden Mississippi dan PT Tirta Sibayakindo.

Load More