3. Gunung Kerinci (Sumatera)
Gunung Kerinci (3.805 m) di Taman Nasional Kerinci Seblat adalah gunung berapi tertinggi di Sumatera, menawarkan pendakian curam dari hutan ke pegunungan dengan keanekaragaman hayati yang berlimpah, termasuk primata dan burung.
Jalurnya langsung dan menantang, membutuhkan fisik yang baik untuk menyelesaikannya. Pendakian biasanya berlangsung 2-3 hari, dan pendaki harus siap menghadapi hujan lebat serta jalur berlumpur di musim hujan.
Izin dan pendampingan dari penjaga hutan adalah wajib, dan karena lokasi yang terpencil, penting untuk mengalokasikan waktu perjalanan dari Padang atau Jambi serta menggunakan pemandu lokal yang terpercaya.
4. Kawah Ijen (Kawah Ijen, Jawa Timur)
Kawah Ijen terkenal dengan fenomena "api biru", yaitu nyala gas belerang yang terlihat di malam hari, serta danau kawah berwarna biru kehijauan yang memukau.
Meskipun pendakiannya singkat, pengalaman di kawah yang bersejarah dan kisah para penambang belerang menjadikannya tak terlupakan. Pendakian malam yang biasanya memakan waktu 2-4 jam pulang pergi dari desa ke bibir kawah melibatkan jalur curam, dan tepi kawah bisa angin serta licin.
Untuk menyaksikan api biru, pendakian harus dilakukan sangat pagi, sering kali sebelum tengah malam, dengan pemandu berpengalaman.
Karena uap belerang berbahaya, penting untuk menggunakan masker gas yang sesuai dan menjaga jarak dari ventilasi aktif, serta memperhatikan kondisi kerja para penambang dan menghindari tur yang mengeksploitasi mereka.
Baca Juga: Pemerintah Tegaskan: Gunung Lawu Tak Masuk Area Kerja Panas Bumi
5. Gunung Agung (Bali)
Gunung Agung, sebagai puncak tertinggi di Bali, bukan hanya sebuah gunung, tetapi juga situs ziarah yang kaya akan makna budaya.
Jalurnya yang terjal dan berbatu memberikan tantangan tersendiri bagi para pendaki, namun semua usaha itu terbayar dengan pemandangan matahari terbit yang menakjubkan di atas pura dan laut.
Pendakian dimulai dari Pura Pasar Agung atau titik awal lainnya, biasanya memakan waktu antara 4 hingga 8 jam, tergantung pada rute yang dipilih dan kondisi fisik pendaki.
Untuk mencapai puncak sebelum fajar, pendakian sering kali dilakukan di kegelapan malam, sehingga pemandu sangat disarankan agar pendaki dapat menavigasi dengan aman.
Mengingat Gunung Agung dianggap suci, sangat penting untuk berpakaian dan berperilaku sopan di sekitar pura, dan beberapa rute mungkin dilarang selama upacara keagamaan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Kalender Jawa 29 Oktober 2025: Weton Rabu Wage, di Antara Sial dan Berkah Menurut Primbon
-
Kelezatan Kuliner Jawa Timur, Ini 5 Hidangan Terbaik yang Tak Boleh Terlewatkan
-
Ashanty Pakai LED Face Mask di Rutinitas Skincare Pagi, Apa Manfaatnya?
-
Fakta-fakta Pakaian Bekas Impor: Dari Mana Asal Negara Baju Thrifting?
-
7 Rekomendasi Day Cream dengan SPF: Melembapkan dan Lindungi Kulit dari Munculnya Flek Hitam
-
4 Shio Paling Beruntung Besok 29 Oktober 2025, Siapa Saja yang Hoki?
-
Urutan Skincare Scarlett untuk Atasi Flek Hitam dari Pagi hingga Malam
-
Cuaca Ekstrem Mengancam Kulit? Ini 4 Rahasia Perawatan Wajah
-
Pabrik Aqua Disidak KDM: Dituduh Penyebab Banjir, Padahal Dulu Dapat Penghargaan Ridwan Kami
-
Catatan Rekor Jadi Bahasa Diplomasi Baru: Inilah Inisiatif yang Mengubah Wajah Asia di Mata Dunia