- Persepsi barang mewah bekas pakai bergeser menjadi gaya hidup cerdas didorong nilai ekonomi dan keberlanjutan konsumen modern.
- SPBC menggelar bazar besar di Grand Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pasar Jakarta yang menuntut keaslian terjamin.
- Pameran SPBC menawarkan transaksi, kurasi ketat, jaminan uang kembali, serta edukasi perawatan barang mewah sekunder.
Suara.com - Persepsi masyarakat terhadap barang mewah bekas pakai atau preloved luxury items telah mengalami pergeseran drastis dalam beberapa tahun terakhir. Jika dahulu membeli barang bekas dianggap sebagai alternatif kelas dua, kini aktivitas tersebut justru dipandang sebagai gaya hidup cerdas (smart luxury).
Konsumen modern tidak lagi merasa malu, melainkan melihat adanya nilai ekonomi, keberlanjurut (sustainability), dan peluang investasi di balik setiap produk bermerek yang mereka miliki.
Fenomena ini mendorong pertumbuhan komunitas dan pasar sekunder barang mewah yang semakin terorganisasi di Jakarta. Kepercayaan menjadi mata uang utama dalam industri ini, mengingat risiko barang tiruan yang masih menghantui pasar. Oleh karena itu, kehadiran wadah yang terkurasi dengan jaminan keaslian menjadi kebutuhan mendesak bagi para pencinta mode ibu kota.
Merespons tingginya animo tersebut, Senayan Preloved Branded Centre (SPBC), komunitas yang berbasis di Senayan Trade Centre (STC), mengambil langkah besar untuk memperluas jangkauan pasarnya. Memasuki usia ketiga, komunitas ini menggelar pameran berskala besar bertajuk “SPBC Third Anniversary Preloved Luxury Bazaar” di pusat kota Jakarta.
Direktur Utama Senayan Preloved Branded Centre, Chathlea Agustine, mengungkapkan bahwa pameran ini merupakan respons terhadap perubahan perilaku konsumen yang semakin sadar akan nilai aset fesyen.
“Masyarakat sudah semakin aware dan tidak malu lagi menggunakan barang preloved, karena mereka mengerti bahwa barang original preloved memiliki nilai jual kembali,” ujar Chathlea.
Kurasi Ketat dan Jaminan Keaslian
Isu terbesar dalam industri barang mewah sekunder adalah autentisitas. Dalam bazar yang menghadirkan 90 tenant ini, pihak penyelenggara menerapkan standar kurasi yang ketat. Tenant yang berpartisipasi merupakan anggota komunitas yang telah melalui seleksi rekam jejak dan pengalaman.
Vivian Bong, Ketua Senayan Preloved Branded Centre Community periode 2025–2027, menegaskan bahwa perlindungan konsumen menjadi prioritas utama untuk menjaga kredibilitas industri preloved di Indonesia.
Baca Juga: Tamara Tyasmara Preloved Baju Lama, Harganya Mulai Rp 5 Ribu
“Kami memberikan jaminan uang kembali (money back guarantee) tak terbatas waktu jika tas terbukti palsu. Komunitas kami tidak hanya melindungi penjual, tetapi juga pembeli. Kami berharap pengunjung dapat melihat fisik barang secara langsung dan bertransaksi tanpa khawatir dengan rekam jejak seller,” papar Vivian.
Aspek keamanan ini dinilai krusial untuk menjadikan Jakarta sebagai destinasi belanja barang bermerek yang diperhitungkan di kawasan Asia Tenggara. Selina, pemilik tenant Chic Kinawa Preloved & Geneva, menambahkan harapannya agar stigma positif ini terus terbangun.
“Kami ingin SPBC menjadi salah satu destinasi wisata di Jakarta. Ketika orang ingin mencari tas atau preloved branded yang terjamin, mereka pasti langsung tertuju ke SPBC. Ini adalah upaya kami untuk mengenalkan bahwa pusat preloved branded terbesar yang terkurasi ada di sini,” tambah Selina.
Ragam Koleksi dan Edukasi
Selain menjadi ajang transaksi, pameran yang digelar di Grand Indonesia ini juga dirancang sebagai sarana edukasi dan hiburan. Pengunjung tidak hanya disuguhkan koleksi tas, jam tangan, perhiasan, hingga pakaian streetwear, tetapi juga layanan perawatan tas (bag spa) yang menjadi bagian integral dari pemeliharaan barang mewah.
Ketua Panitia Acara, Isabella Yogi, menjelaskan bahwa pemilihan lokasi di Grand Indonesia bertujuan untuk mempermudah akses bagi segmen pasar yang lebih luas. Pihaknya juga menghadirkan berbagai program menarik untuk menstimulasi pasar di akhir tahun.
Berita Terkait
-
6 Koleksi Tas Branded Raisa, Diisukan Gugat Cerai Hamish Daud
-
Decluttering Mission 2025, Astra Motor Yogyakarta Ajak Anak SMK 'Beresin' Lemari Jadi Cuan
-
Ini 4 Beda Thrifting dan Preloved, Jual-Beli Barang Bekas yang Jadi Tren
-
Gaya Rieke Diah Pitaloka Tenteng Tas Branded Rp40 Juta, Pendapat Publik Terbelah: Bukan Soal Harga
-
Kontras! Saat Pejabat Bergaya Ratusan Juta, Rakyat Hidup Pas-pasan Rp49 Ribu Sehari
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
-
Bank Indonesia Ambil Kendali Awasi Pasar Uang dan Valuta Asing, Ini Fungsinya
-
Geger Isu Patrick Kluivert Dipecat Karena Warna Kulit?
-
Parah! SEA Games 2025 Baru Dimulai, Timnas Vietnam U-22 Sudah Menang Kontroversial
-
Adu Gaji Giovanni van Bronckhorst vs John Heitinga, Mana yang Pas untuk Kantong PSSI?
Terkini
-
Literasi Keuangan Rendah: Mengapa Anak Sekolah Perlu Belajar Bisnis dan Menabung?
-
3 Shio Paling Beruntung 4 Desember 2025, Cek Hokimu Hari Ini
-
Apa Obat Flek Hitam di Apotek Paling Ampuh? Ini 7 Rekomendasinya Untuk Usia 35 Tahun ke Atas
-
4 Sunscreen dengan Kolagen untuk Bantu Wajah Tetap Halus dan Kencang
-
6 Moisturizer untuk Mencerahkan Wajah dari Korea, Mulai Rp95 Ribuan
-
3 Zodiak yang Akan Mendapat Kesuksesan Finansial Besar Mulai 4 Desember 2025
-
5 Lipstik dengan Vitamin E untuk Bibir Lembap dan Terlindungi dari Radikal Bebas
-
7 Rekomendasi Parfum Vitalis Wanginya Awet untuk Banyak Acara, Mulai Harga Rp14 Ribuan
-
Apa Perbedaan Facial Wash dan Facial Foam? Jangan Sampai Salah Pilih
-
7 Rekomendasi Moisturizer Pencerah di Indomaret Untuk Ibu Rumah Tangga