Suara.com - Bocah korban kekerasan dan penganiayaan di Panti Asuhan The Samuel's House mengalami gangguan psikis. Trauma anak-anak ini ditunjukan dengan tingkah mereka selama di save house Kementerian Sosial.
"Mereka masih sangat trauma, bahkan kalau mereka nonton TV, dan melihat ayahnya (Samuel), TV-nya ingin dipukul-pukuli," tutur salah satu pendamping para korban dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mawar Saroon, Jhonny Mazmur W Manurung, di Polda Metro Jaya, Rabu (26/2/2014).
Jhonny menambahkan, kelakuan para bocah ini juga menunjukan prilaku yang tidak sepantasnya. Aksi pukul antar mereka, menjadi hal biasa bahkan menjadi candaan.
"Bagi mereka, pukul-pukulan menjadi suatu bercandaan, mereka beralasan karena mereka terbiasa dipukuli. Padahal, untuk seusia mereka hal itu tidak pantas. Ini tidak baik untuk jiwa mereka dan sangat berbeda dengan anak-anak yang dididik dengan kasih sayang," ujarnya.
Kendati demikian, Jhonny mengatakan, saat diajak bicara, mereka masih bisa berkomunikasi.
"Juga tidak ada kalimat-kalimat kasar yang keluar dari mereka. Saya belum menemukan itu," tutur Jhonny.
Hari ini, sepuluh orang anak panti asuhan The Samuel's House datang ke Satuan Remaja Anak dan Wanita (Renakta) Polda Metro Jaya, untuk menjalani pemeriksaan dugaan kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan ibu asuh panti asuhan.
Anak-anak yang dihadirikan ini berusia mulai dari 2 hingga 13 tahun. Selama proses penyidikan ini, para bocah ini diamankan di save house milik Kementerian Sosial.
Kasus ini mencuat setelah beberapa orang dari mereka kabur dan mengadu ke masyarakat. Kemudian, salah satu dari mereka, bersama LBH Mawar Saron, melaporkan kasus ini ke Mabes Polri pada 10 Februari. Namun, oleh Mabes Polri kasus ini dilimpahkan ke Satuan Remaja, Anak, dan Wanita (Renakta) Polda Metro Jaya pada 19 Februari.
Dalam laporannya, lebih dari 30 anak dibawah umur mendapatkan pengeaniayaan. Kebanyakan mereka dianaiaya dan tidak dirawat dengan baik serta diterlantarkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'