Suara.com - Penanganan darurat bencana kabut asap yang difokuskan di Riau terus dimaksimalkan. Kendati begitu, dilaporkan bahwa kondisi sejauh ini belum banyak berubah, sementara dampak negatif seperti penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) justru terus bertambah.
Sebagaimana dilaporkan Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) melalui rilisnya, Senin (3/3/2014), di Pekanbaru saja misalnya, kualitas udara masih tergolong tidak sehat pada level 170 psi. Bahkan di daerah utara seperti Dumai dan Duri, nilai Indeks Standar Pencemaran Udara ISPU disebutkan berada pada level berbahaya yaitu lebih dari 500 psi.
Sehubungan dengan itu, BNPB mencatat ada dampak negatif yang meningkat, terutama dari segi kesehatan warga. Dilaporkan bahwa saat ini, penderita ISPA tercatat sudah mencapai 30.249 orang. Belum lagi mereka yang menderita masalah kesehatan lainnya seperti pneumonia (562 orang), asma (1.109), iritasi mata (895), serta iritasi kulit (1.490).
Sementara itu, mengutip data BMKG, pihak BNPB pun melaporkan bahwa visibility di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, pada Senin pukul 18.15 hingga sekitar 19.00 WIB, tercatat hanya 200 meter. Dengan kata lain, kabut asap yang menyelimuti kawasan itu sempat makin tebal.
BMKG juga melaporkan, pada Senin sempat terjadi hujan dengan intensitas ringan di daerah Mandau, Kuansing, Pelalawan, Rohul, dan sebagian Siak. Namun sementara itu, angin pun sempat bertiup cukup kencang, dengan kecepatan 7 knots dari arah utara ke Pekanbaru. Hal inilah antara lain yang menyebabkan kondisi kabut asap di Pekanbaru makin tebal.
Sementara secara umum, data hotspot pada Senin ini dari NOAA18 tercatat total ada 14, masing-masing tiga di Bengkalis, satu di Inhu, tiga di Kampar, satu di Kuansing, empat di Pelalawan, serta dua di Siak. Sedangkan hotspot MODIS tercatat total ada 338, yaitu di Bengkalis ada 100, Dumai 21, Inhil 55, Kampar 1, Meranti 80, Pelalawan 29, Rohil 4, serta di Siak 48 titik.
Berita Terkait
-
Amarah Memuncak, Suami di Cakung Bakar Kontrakan Usai Ribut dengan Istri
-
Gaungkan Green Policing, Kapolda Riau: Demi Keadilan Ekologis!
-
Asap Kebakaran Hutan Jadi Masalah Lintas Negara: Solusi Sudah Ada, Tapi Kenapa Diabaikan?
-
Kebakaran Hebat Pabrik Konstruksi di Serpong Utara
-
Gubernur Pramono Soroti 1.195 Kebakaran di Jakarta Sepanjang 2025, Puji Peran Warga
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO