Suara.com - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mendesak Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk membantu mencairkan pembicaraan damai dengan Israel yang kini mandek. Menurut Obama, kedua belah pihak harus mengambil resiko politik sebelum batas waktu penyelesaian masalah Israel-Palestina tanggal 29 April mendatang.
Desakan tersebut disampaikan Obama dalam pembicaraan dengan Abbas di Gedung Putih, Washington DC, hari Senin (17/3/2014) waktu setempat. Menanggapi desakan itu, Abbas mengaku sadar bahwa waktu penyelesaian krisis Timur Tengah kian menipis. Untuk itu, Abbas meminta Israel untuk membebaskan kelompok terakhir tawanan Palestina pada akhir Maret nanti. Menurut Abbas, pembebasan tawanan itu bakal menjadi bukti keseriusan Israel dalam upaya damai dengan Palestina.
Obama menegaskan bahwa dirinya akan terus membantu upaya perdamaian yang disponsori Amerika Serikat sejak awal. Obama tidak akan menyerah meski banyak yang pesimis kedua belah pihak dapat menemui kerangka kesepakatan untuk memperpanjang pembicaraan lanjutan setelah batas waktu 29 April tersebut.
"Sulit sekali. Kami akan mengambil sejumlah keputusan politik tegas dan juga resiko jika kami bisa mengembangkan pembicaraan damai ini, dan kami juga berharap bisa terus melihat perkembangan dalam beberapa hari atau beberapa minggu ke depan," kata Obama.
Salah satu yang menjadi hambatan terbesar dalam pembicaraan damai Israel-Palestina adalah tuntutan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada Presiden Mahmoud Abbas. Netanyahu meminta Abbas untuk mengakui Israel sebagai negara Yahudi. Palestina menolak tuntutan tersebut, karena pengakuan tersebut akan meruntuhkan deklarasi Palestina sebagai negara merdeka.
Menurut Obama, inti dari upaya perdamaian adalah penentuan wilayah Israel dan Palestina berdasarkan garis-garis batas negara yang ditentukan pascaperang Israel-Palestina tahun 1967. Abbas sepakat bahwa solusi terbaik adalah adanya pengakuan negara Palestina dengan batas-batas yang ada sebelum perang tahun 1967 itu, dengan Yerusalem sebagai ibukotanya. Namun, Netanyahu menegaskan Israel tidak akan mengakui batas-batas awal tersebut, dan tidak berkenan berbagi kota Yerusalem dengan Palestina. (Reuters)
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
Terkini
-
Penyelidikan Hampir Setahun, KPK Klaim Masih Cari Peristiwa Pidana dalam Kasus Pengadaan Whoosh
-
Terungkap! Ternyata Ini Peran Eks Sekjen Kemnaker dalam Perkara Pemerasan Calon TKA
-
Prabowo Singgung Mafia dalam Pemerintahan, Apa Maksudnya?
-
Sidang Panas MNC vs CMNP: Hotman Paris Bantah Saksi Lawan, Kesaksiannya Cuma 'Katanya-Katanya'!
-
Kemenko PM Gandeng Pemda Atur Izin Ritel, Jaga Warung Madura dan Toko Kelontong Tetap Hidup
-
Ritel Besar vs Warung Kecil: Kemenko PM Siapkan Aturan Main Baru Biar UMKM Nggak Tumbang!
-
Air Mati Akhir Pekan: Ini Daftar Wilayah Jakarta yang Akan Terdampak Gangguan Suplai PAM Jaya!
-
Melejit di Puncak Survei Cawapres, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tertarik Politik
-
Korupsi CPO: Pengacara 3 Raksasa Sawit Minta Dibebaskan, Gugat Dakwaan Jaksa
-
Kapolda Metro Jaya Perintahkan Propam Tindak Polisi Pelaku Catcalling di Kebayoran Baru