Suara.com - Menanggapi hasil survei yang menyebutkan sebagian besar pemilih tidak mengenal calon anggota legislatif, pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing berpendapat hal itu membuktikan para caleg tidak pernah bekerja untuk rakyat.
“Para Caleg ini banyak yang berangkat dari pengangguran atau pensiunan yang kemudian mencalonkan diri untuk mendapatkan gaji," kata Emrus Sihombing Jumpa Pers PolcoMM Institute, Kamis, (3/4/2014) di Cikini, Jakarta Pusat.
Dia menuding kalau para caleg banyak sengaja mendaftarkan diri karena setelah terpilih hanya tahu menerima gaji.
"Mereka tidak berangkat dari bawah, minimal dari Kader partai. Tiba-tiba saja muncul dan mencalonkan di Legislatif," imbuhnya
Embrus menilai selama ini para caleh juga tidak melakukan pendekatan ke masyarakat dan hanya melakukannya saat kampanye saja.
"Kita lihat Jokowi, dia mendapat simpati masyarakat, dikenal masyarakat karena dia sering melakukan pendekatan ke masyarakat dengan blusukan, dari kampanye sampai dia terpilih pun masih melakukan pendekatan," ujar Emrus.
Hasil survei Political Communication Institute (PolcoMM Institute) di 33 provinsi Indonesia dan melibatkan 1200 responden menyebut kalau menunjukkan 44,3% hanya tahu nama caleg, 40.6% belum tahu rekam jejak caleg.
Sementara hanya sekitar 11,5% sudah tahu tentang caleg dan sisanya mengaku tidak tahu.
Survei yang dilakukan pada 19 Maret - 29 Maret 2014 diklaim memiliki tingkat kepercayaan sebesar 95% dan margin of error sebesar 2,9%.
Ketimbang mengenal caleg, pemilih malah lebih hapal waktu pelaksaan Pemilu 2014 yang bakal digelar 9 April pekan depan.
"Survei ini menghasilkan Masyarakat 90,9% tahu akan diadakan Pemilihan Legislatif pada 9 April 2014 sedangankan 9,1%tidak tahu," ujar Direktur PolcoMM Institute Heri Budianto.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Gerakan Cinta Prabowo Tegaskan: Siap Dukung Prabowo Dua Periode, Wakil Tak Harus Gibran
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang