Suara.com - Perdana Menteri ad interim Libya, Abdullah al - Thinni, Minggu 913/4/2014) menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada parlemen. Surat pengunduran diri ini diajukan hanya dua minggu setelah ia menduduki pos ini. Dalam suratnya, Thinni menyebut alasan pengundurannya, karena ia menerima ancaman dari orang-orang bersenjata telah mencoba untuk menyerang keluarganya.
Dalam surat yang dikirim kepada parlemen Libya (GNC), dan dipublikasikan di situs pemerintah, Thinni mengatakan ia dan keluarganya telah menjadi korban dari 'serangan pengecut' dan dia tidak bisa menerima untuk melihat kekerasan karena posisi yang dijabatnya.
"Karena itu saya memutuskan, dengan meminta maaf saya karena saya tidak dapat menerima posisi sementara ini," demikian al Thinni dalam suratnya. Tapi Thinni tidak merinci tentang insiden itu .
Pengunduran al Thinni menambah kekacauan di Libya, di mana pemerintah yang rapuh terus berjuang untuk mengatasi persaingan politik dan brigade mantan pemberontak, hampir tiga tahun setelah jatuhnya Muammar Khadaffi.
Belum adanya tentara nasional riil, Libya terus berjuang melalui masa transisinya ke negara demokratif di bawah bayang-bayang ancaman brigade mantan pemberontak yang pernah berjuang melawan Khadaffi. Brigade ini menolak untuk dilucuti dan sering menantang otoritas negara.
Thinni diangkat awal bulan ini sebagai perdana menteri interim dengan mandat untuk hanya beberapa minggu. Tapi pekan lalu diperpanjang dengan syarat, ia harus segera membentuk pemerintahan baru dalam upaya untuk membawa beberapa stabilitas .
Jika pengunduran diri Thinni diterima, GNC harus menunjuk perdana menteri lain.
Parlemen Libya sangat tidak populer dan banyak warga Libya yang menilainya telah gagal membawa Libya menuju demokrasi. yang menemui jalan buntu antara Islam dan partai nasionalis .
GNC memilih Thinni, setelah pejabat sebelumnya Ali Zeidan gagal untuk mengakhiri krisis dengan pemberontak yang telah menduduki tiga pelabuhan minyak penting selama berbulan-bulan. Pemerintah Thinni berhasil mencapai kesepakatan dengan mereka untuk membuka kembali pelabuhan.
Zeidan, yang sempat diculik oleh milisi tahun lalu, melarikan diri ke Eropa setelah dicopot dari jabatannya. Dia sering mengeluh tidak mampu untuk memerintah karena persaingan politik dan tekanan dari milisi. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Silsilah Bodong Pemain Naturalisasi Malaysia Dibongkar FIFA! Ini Daftar Lengkapnya
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
Terkini
-
Red Notice Masih Dikaji, Riza Chalid dan Jurist Tan Belum Tercatat jadi Buronan Interpol?
-
Imbas Pemotongan Dana Transfer dari Pusat, Pramono Pangkas Kuota Rekrutmen PJLP hingga PPSU
-
Pria Diduga ODGJ Mengamuk di Cilandak, Empat Warga dan RT Jadi Korban Penusukan
-
Demokrat Klarifikasi Video SBY Tak Salami Kapolri di HUT TNI: Sudah Lama Bercengkerama di...
-
KPK Kembali Panggil Eks Bendahara Amphuri, Usai Disorot Soal Pertemuan dengan Gus Yaqut
-
Firdaus Oiwobo Ngamuk, Status Tersangka Dibongkar Hotman Paris, Minta Polisi Gelar Perkara Khusus
-
Pejabat Teras Kemenaker Terseret Kasus Pemerasan, KPK Panggil Kabiro Humas Sunardi Sinaga
-
DJ Panda Terancam Penjara! Kasus Ancaman Erika Carlina Naik Penyidikan, Janin dalam Bahaya?
-
Dewan Pers Bongkar Strategi Bisnis Media Lokal yang Dijamin Sukses di Local Media Summit 2025
-
APBD DKI Dipangkas Rp15 T, Gubernur Pramono: Tunjangan PNS dan PPPK Aman, Tapi...