Suara.com - Menteri Perekonomian Hatta Rajasa yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional sudah membuat sebuah keputusan dalam membagi tugasnya sebagai pejabat pemerintah dan juga ketua umum partai politik. Menurut dia, semua pertanyaan yang dilontarkan wartawan terkait masalah politik tidak akan dijawabnya pada jam kerja.
Keputusan itu diambil agar dirinya bisa tetap berkonsentrasi dalam menjalankan tugas sebagai Menko Perekonomian.
“Setiap pagi sampai sore, wartawan yang bertemu saya setiap hari di Kantor Menko Perekonomian pasti sudah tahu soal itu. Saya tidak akan mau menjawab pertanyaan soal politik. Itu sudah jadi keputusan saya. Sekarang ini, pertanyaan yang paling sering dilontarkan adalah seputar koalisi,” kata Hatta saat memberikan kata sambutan usai penandatanganan kerja sama antara Bank Indonesia dengan Kantor Menko Perekonomian dan Kementerian Dalam Negeri dalam pengendalian inflasi di Gedung Bank Indonesia, Senin (21/4/2014).
Meski sudah menegaskan tidak akan menjawab pertanyaan seputar politik, wartawan rupanya masih tetap berupaya untuk mengorek informasi terkait konstelasi partai politik menjelang pemilu presiden. Usai acara, wartawan sempat menyentil tentang nama Hatta yang masuk dalam bursa calon Wakil Presiden.
“Kan saya sudah bilang, semua soal politik tidak akan saya jawab selama jam kerja sebagai Menko Perekonomian,” tegas Hatta.
Nama Hatta Rajasa sempat muncul untuk menjadi pasangan calon Presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Bahkan, nama Hatta masuk dalam daftar pasangan capres-cawapres terpopuler di media.
Indonesia Indicator (I2), sebuah lembaga riset berbasis piranti lunak Artificial Intelligence (AI) untuk menganalisis indikasi politik, ekonomi, sosial di Indonesia mencatat, tiga pasangan capres dan cawapres yang paling populer di media adalah, Jokowi-Jusuf Kalla, Prabowo–Hatta Rajasa, dan Aburizal Bakrie–Wiranto.
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO