Suara.com - Persaingan antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo - dua calon presiden yang akan melaju di pemilihan umum 9 Juli mendatang - kian sengit dan bahkan sangat panas jika memantau percakapan dan komunikasi para pendukung di dunia maya.
Kedua kandidat, yang meresmikan pencalonannya pada Senin (19/5/2014), memang aktif berkomunikasi di dunia maya dan sadar kehadiran mereka di media baru itu akan memengaruhi keputusan para pemilih pemula.
Seperti dilansir Politicawave, lembaga pemantau percakapan pengguna internet Indonesia, pertarungan pendukung kedua kandidat di berbagai media sosial sudah memanas bahkan sebelum pencalonan mereka diumumkan.
Politicawave mencatat tiga perbedaan mendasar dalam pola komunikasi kedua kandidat maupun pendukungnya di dunia maya, yang kemudian bisa berpengaruh terhadap popularitas keduanya di hadapan pemilih muda. Berikut adalah tiga perbedaan tersebut:
1. Terpusat vs sukarelawan
Kampanye media sosial Prabowo terpusat pada akun-akun media sosial, terutama Twitter, yang terafiliasi langsung dengan Gerindra, partai pendukung utama bekas jenderal itu. Beberapa akun pendukung Prabowo antara lain @Gerindra, @FansGerindra, @GarudaPrabowo, @Fadlizon, dan @Info_Prabowo.
Adapun akun-akun pendukung Jokowi lebih terpencar dan bertumpu pada sukarelawan. Beberapa akun pendukung Jokowi adalah @Jokowi4Me, @PDI_Perjuangan, @InfoJKW4P, @Jokowi_Ina, @Bara_Jokowi, @Relawan_Jokowi, @Jasmev2014, @IwanPiliang, dan @KartikaDjoemadi.
2. Seragam vs spontan
Sebaran akun yang bertolak belakang berpengaruh pada pola komunikasi di dunia maya. Pendukung Prabowo di media sosial lebih seragam dalam berkomunikasi. Mereka kompak mengeluarkan jawaban mirip saat junjungan mereka diterpa isu miring maupun saat menjabarkan visi dan misi jika berhasil terpilih sebagai presiden. Mereka juga cenderung tidak emosional saat menghadapi kampanye negatif dari lawan.
Sebaliknya pendukung Jokowi, karena bertumpu pada relawan yang tanpa komando, punya banyak variasi dalam menjelaskan kandidat yang mereka dukung. Alhasil informasi yang diberikan simpang siur dan sering bertolak belakang. Mereka lebih spontan ketika berkomunikasi dan menjawab berbagai kritik terhadap Gubernur Jakarta itu. Alhasil lebih banyak emosi terlihat dalam pola komunikasi mereka.
3. Jangkauan
Pola komunikasi ternyata kemudian berimbas pada jumlah netizen yang bisa dijangkau dalam kampanye di media sosial. Para pendukung Prabowo yang terpusat, di satu sisi, tidak bisa meraih lebih banyak audiens di banding lawannya. Karena simpul-simpul komunikasi mereka hanya berkutat di lingkaran yang sama.
Sementara pendukung Jokowi, yang tidak terikat pada pusat komando tertentu, bisa menjangkau khalayak yang lebih luas dan bahkan mencapai komunitas-komunitas yang lebih beragam.
Dalam analisis yang dilakukan Politicawave dari 5 sampai 11 April kemarin, ada sekitar 220.669 percakapan tentang Jokowi di Twitter, Facebook, YouTube, Forum online, dan Blog. Sementara Prabowo hanya dibicarakan sebanyak 26.890 kali. Ada 43.203 netizen yang membicarakan Jokowi sementara yang mempercakapkan Prabowo hanya 10.028 akun.
Percakapan tentang Jokowi berpotensi menjangkau 103.320.035 netizen, sementara percakapan tentang Prabowo berpotensi menjangkau 39.766.714 netizen. Net Sentimen (perbandingan antara sentimen positif dan negatif) Jokowi 34.451, sementara Prabowo 4.475.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?