Suara.com - Julian Assange, si pendiri situs pembongkar rahasia pemerintahan, WikiLeaks, berencana meninggalkan Kedutaan Besar Ekuador di London, Inggris, hari ini, Senin (18/8/2014) waktu setempat. Menurut lansiran Sky News, setelah dua tahun berlindung di gedung tersebut, Assange berencana menyerahkan dirinya kepada pihak berwajib.
Sejak mendapat suaka politik dari pemerintah Ekuador pada tahun 2012 silam, Assange tinggal di gedung kedutaan. Namun, sebelum keluar dari gerbang kedutaan, sang pendiri WikiLeaks akan mengadakan konferensi pers bersama awak media yang telah menunggu sedari pagi.
Menurut laporan yang beredar, Assange terpaksa keluar dari gedung tersebut karena membutuhkan perawatan rumah sakit atas masalah jantung dan paru-paru yang ia alami.
"Dia mengaku mengalami masalah jantung dan keluhan paru-paru yang kronis, penglihatan yang kabur, tekanan darah tinggi, yang kesemuanya sebagai akibat dari... dua tahun tinggal di kedutaan besar Ekuador," kata Martin Brunt seorang koresponden Sky News.
Namun, begitu ia meninggalkan kedutaan, Assange akan ditangkap oleh pihak berwajib yang selalu berjaga sepanjang 24 jam sejak Assange masuk dua tahun silam.
Lelaki berusia 43 tahun tersebut menjadi kejaran aparat penegak hukum Amerika Serikat sejak WikiLeaks, situs yang dikelolanya, membocorkan dokumen-dokumen militer dan diplomatik rahasia pada tahun 2010 silam. Lelaki itu juga terancam jeratan pasal pelecehan seksual terhadap dua orang perempuan di Swedia.
Situs WikiLeaks-nya juga baru-baru ini membuat panas telinga Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Situs tersebut mengungkap dokumen rahasia pengadilan Australia terkait perintah untuk menjaga kerahasiaan persidangan sebuah kasus korupsi yang melibatkan sejumlah pemimpin negara di Asia. Nama Presiden SBY dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri turut disebutkan dalam dokumen tersebut. (Sky News/Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO