Suara.com - Sikap Kepala Kepolisian Indonesia Jenderal Sutarman yang akan menggugat anggota Komisi Kepolisian Nasional Adrianus Meliala merupakan bentuk antikritik dari lembaga kepolisian.
Koordinator Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane mengatakan, kritik yang dilontarkan Adrianus kepada institusi kepolisian sudah sesuai dengan tugas dan wewenangnya sebagai anggota Komisi Kepolisian Nasional.
Menurut dia, Kapolri seharusnya melakukan introspeksi ke dalam ketika adanya kritik dari pihak luar dan bukan langsung melakukan kriminalisasi kepada orang yang melakukan kritik tersebut.
“Kalau menurut pandangan saya, sikap Kapolri Sutarman arogan dan antikritik. Dia seperti membawa kembali Kepolisian Indonesia ke era Orde Baru. Adrianus Meliala itu adalah mantan staf ahli untuk tiga Kapolri. Jadi dia punya kewenangan untuk melakukan kritik,” kata Neta kepada Suara.com melalui sambungan telepon, Sabtu (30/8/2014).
Neta menambahkan, Kapolri seharusnya memeriksa apakah benar tudingan Adrianus yang menyatakan bagian Reserse dan Kriminal merupakan ATM untuk pimpinan Polri.
Dalam wawancara dengan salah satu televisi swasta, Adrianus menyebut reserse dan kriminal merupakan ATM untuk pimpina Polri. Pernyataan itu membuat Kapolri Sutarman murka.
Dia akan membawa kasus itu ke jalur hukum kecuali Adrianius Meliala menyampaikan permintaan maaf dan mencabut pernyataannya itu. Kapolri menilai, pernyataan Adrianus itu menghina insitusi kepolisian.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional