Suara.com - Sekretaris Jenderal Persatuan Indonesia Ahmad Rofiq tidak setuju dengan anggapan bahwa pemilihan kepala daerah oleh DPRD akan menghambat tokoh-tokoh reformis menjadi kepala daerah.
"Sekarang berapa orang yang dihasilkan dari pemilu kepala daerah langsung oleh rakyat, yang terbebaskan oleh uang. Saya kira dari praktik-praktik pilkada selama ini, yang menang adalah yang mendapatkan dukungan uang yang lebih banyak. Ini realita politik yang tidak bisa dibantah," kata Ahmad kepada suara.com, Jumat (5/9/2014).
Lagi pula, kata Ahmad, selama ini tokoh-tokoh yang bersih juga jarang terpilih di bursa pilkada langsung.
"Orang baik yang mendapatkan kesempatan, kan cuma satu dua saja," kata Ahmad.
Ahmad mengatakan selama kondisi Indonesia masih seperti sekarang, dimana kesejahteraan masyarakatnya belum terpenuhi atau masih berada di bawah kemiskinan, maka demokrasi hanya akan berjalan terengah-engah. Menurut dia, tidak akan mendapatkan nilai yang cukup positif.
Tapi, Ahmad mengakui pemilihan kepala daerah apapun mekanismenya ada plus dan minusnya.
"Tapi kok saya melihat tingkat kerusakan masyarakat jauh lebih tinggi kalau pilkada langsung, terus juga high cost," kata Ahmad.
Sedangkan bila kepala daerah dipilih oleh DPRD, kalaupun nanti ada money politic akan terlokalisir.
"Artinya, tingkat pergerakan money politik bisa terlokalisir, masyarakat luas tidak ikut terusakkan (oleh money politic)," kata dia.
Mekanisme pemilihan kepala daerah diubah dari dipilih langsung oleh rakyat menjadi dipilih oleh DPRD mendapat persetujuan dari mayoritas partai anggota Koalisi Merah Putih.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO