Suara.com - Sekretaris Majelis Pakar Partai Persatuan Pembangunan Ahmad Yani menyatakan siap apabila dicalonkan menjadi Ketua Umum PPP di Muktamar VIII yang berlangsung di Hotel Grand Sahid, Jakarta.
"Insya Allah ini adalah muktamar yang sah, muktamar yang legal, saya siap untuk maju, apalagi kawan-kawan di DPC sudah meminta untuk maju. Saya kira sudah cukup kuat, juga hampir lebih kurang saya itu lebih dari 500 suara," kata anggota Komisi III DPR periode 2009-2014 dari Fraksi PPP, Kamis (31/10/2014).
Ahmad Yani merupakan salah satu kandidat kuat dalam daftar calon Ketua Umum PPP untuk menggantikan Suryadharma Ali. Selain Ahmad Yani, calon kuat lainnya adalah Djan Faridz (bekas Menteri Perumahan Rakyat, Epyardi Asda, Ahmad Muqoawm, dan Rudi Arifin.
Ahmad Yani mengatakan semua kader partai berlambang kabah berhak untuk maju mencalonkan diri, termasuk dari kubu Romahurmuziy.
"Kita membuka kepada siapapun, seluruh kader yang sama berhak mencalonkan diri sebagai kandidat ketua umum, termasuk kawan-kawan dari (Muktamar VIII) Surabaya," ujar dia.
Muktamar VIII kubu Suryadharma Ali diselenggarakan setelah PPP kubu Romahumuziy terlebih dahulu menggelar Muktamar VIII di Surabaya, Jawa Timur, pada 15-17 Oktober 2014. Kepengurusan hasil muktamar kubu Romy telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly. Kubu Suryadharma Ali akan menggugat keputusan Kemenkunham ke PTUN, selain itu juga akan mendorong DPR menggunakan hak interpelasi atas surat keputusan tersebut. [Bowo Raharjo]
Tag
Berita Terkait
-
Mardiono Didukung Jadi Caketum PPP Jelang Muktamar X, Amir Uskara Komandoi Tim Relawan Pemenangan
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Syaifullah Tamliha Ungkap Dua Kelemahan PPP: Tak Punya Figur Berduit dan Alergi Outsider
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO