Suara.com - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya F Henry Bambang Soelistyo mengatakan Tim SAR gabungan di lapangan harus berjuang menghadapi ombak setinggi lima meter untuk mengevakuasi korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.
"Di peta menunjukkan gelombang hari ini antara 3-4 meter, tapi kenyataannya ada yang sampai lima meter sehingga kami sulit mentransfer antarkapal," kata Soelistyo di Jakarta, Jumat (2/1/2014)
Dari peta pencarian yang diperlihatkan, terlihat kawasan lokasi pencarian yaitu di Selat Karimata berwarna merah yang berarti cuaca buruk.
Karena cuaca yang buruk, delapan jenazah yang behasil divakuasi hingga saat ini tujuh masih berada di KRI Bung Tomo dan satu jenazah di KD Pahang milik Malaysia dan belum bisa dibawa ke Pangkalan Bun.
Soelistyo mengatakan, hingga saat ini 30 jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501 sudah berhasil dievakuasi.
"Sampai detik ini jumlah jenazah 30 dengan rincian 10 dalam proses penerbangan ke Surabaya, empat di Pangkalan Bun," kata Soelistyo.
Sedangkan delapan lainnya sebelumnya sudah dibawa Surabaya untuk dilakukan proses identifikasi.
"Sampai detik ini delapan jenazah belum berhasil dievakuasi ke Pangkalan Bun karena cuaca yang buruk dan gelombang tinggi," tambah Soelistyo. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Bandara Ahmad Yani Semarang Kembali Buka Rute Internasional
-
Profil Ryan Harris, Keponakan Mantan Bos Air Asia yang Viral Gelar Royal Wedding Rp75 M
-
Ini Sumber Kekayaan Ryan Harris, Pantas Sanggup Undang Brian Eks Westlife dan Artis Mancanegara ke Nikahannya
-
Anak CEO Air Asia Pamer Jam Tangan Mewah Rp6 Miliar, Sebelum Gelar Pernikahan Fantastis Rp75 Miliar
-
Profil Gwen Asley: Anak Pengusaha yang Nikahi Anak CEO Air Asia dengan Biaya Rp 75 miliar
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO