Suara.com - Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan diusulkan Presiden Joko Widodo menjadi calon Kapolri menggantikan Jenderal Sutarman. Dokumen pengajuan Budi Gunawan sebagai calon tunggal, saat ini beredar di kalangan media.
Dalam dokumen tersebut, surat pemberitahuan diserahkan ke DPR tanggal 9 Januari 2015.
Saat ini, Budi Gunawan adalah kepala lembaga pendidikan Polri yang memiliki bintang tiga.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPP PPP Bidang Komunikasi dan Media Arman Remy mengatakan bahwa partainya tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan Indonesia bahwa penunjukan dan pengangkatan Kapolri merupakan hak prerogatif Presiden.
"Presiden pemegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL, AU, dan Kepolisian RI. Karena itu hak Presiden untuk mengangkat Komjen Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri," kata Arman kepada suara.com, Sabtu (10/1/2015).
Budi Gunawan merupakan satu dari sejumlah nama petinggi Polri yang disodorkan Kompolnas kepada Presiden Jokowi untuk menjadi kandidat Kapolri. Mereka adalah Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti, Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal Suhardi Alius, Irwasum Mabes Polri Komisaris Jenderal Dwi Priyatno, dan Kabagharkam Mabes Polri Komisaris Jenderal Putut Eko Bayu Seno.
Arman menekankan merupakan hak Presiden Jokowi untuk memilih yang terbaik di antara yang terbaik.
Beberapa waktu yang lalu nama Budi Gunawan sempat diserempet isu "rekening gendut." Tapi, Budi telah mengklarifikasi dan dia mengatakan telah membuktikan hartanya wajar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Menanggapi isu yang sempat menyerempet Budi, Arman mengatakan bahwa PPP tidak ingin berprasangka buruk soal itu, mengingat sudah ada lembaga hukum yang memiliki otoritas untuk menanganinya.
"Terkait dengan rekening gendut, PPP tidak berprasangka buruk. Itu ranah aparat hukum untuk membuktikannya. Jadi karena Komjen Pol Budi Gunawan merupakan pilihan Presiden Jokowi, maka PPP sangat mendukung," kata Arman.
Budi pernah menjadi ajudan Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum PDI Perjuangan) ketika menjabat Presiden RI. Setelah itu, di tahun 2012, Budi menjabat sebagai Kapolda Bali.
Budi juga pernah menjadi salah satu peserta seleksi calon Kapolri di tahun 2013. Tapi, pada waktu itu, yang terpilih adalah Sutarman yang merupakan mantan ajudan Presiden Abdurrahman Wahid.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas
-
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang
-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, Prabowo Minta Cek Semua Infrastruktur Pesantren!