Suara.com - Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Papua sesalkan tindakan oknum anggota polisi yang diduga mengintimidasi wartawan yang meliput penangkapan tiga warga sipil terkait dugaan kepemilikan 500 butir amunisi di areal Papua Trade Center Jayapura.
Kepala Bidang Advokasi dan Kesejahteraan IJTI Papua, Chanry Andrew Suripatty, mengatakan seharusnya tindakan mengintimidasi, menghalangi, dan merampas properti jurnalis yang sedang menjalankan tugas profesinya tidak harus terjadi dalam setiap peristiwa.
Intimidasi terhadap jurnalis terjadi saat aksi penyergapan tiga warga sipil di PTC, dimana salah seorang jurnalis televisi ingin mengambil gambar detik-detik penangkapan warga yang diduga membawa 500 butir amunisi untuk di-suplay ke kelompok kriminal bersenjata pimpinan Purom Wenda yang selama ini beraksi di wilayah Kabupaten Lani Jaya, Rabu (28/1/2015).
Sayangnya, ketika jurnalis berada di posisi yang strategis untuk mengambil gambar, tiba-tiba datang oknum polisi berpakaian preman menghalangi dan merampas kamera.
Menurut Chanry, seyogyanya kedua pihak yakni aparat dan jurnalis harus saling menghargai dan menghormati dalam melaksanakan tugas di lapangan. Wartawan harus memahami situasi saat itu dan polisi juga seharusnya tidak langsung bertindak arogan.
"Karena wartawan bekerja berdasarkan undang-undang, polisi pun demikian, jadi intinya semua pihak dalam menjalankan tugas harus profesional, dan juga untuk wartawan harus selalu ingat akan soal safety jurnalis," katanya.
Chanry mengatakan kejadian ini adalah situasional sehingga tidak perlu menjadi polemik mengingat insan pers dan polisi adalah mitra. Namun, yang menjadi catatan, polisi juga harus memahami kinerja pers, dan sebaliknya wartawan juga harus memahami situasi yang ada.
"Intinya ada pada sikap saling menghargai dan memahami skop kerja masing-masing. Agar ke depan tidak terjadi hal-hal seperti itu, pesan saya, wartawan dalam menjalankan tugas, harus tetap menjaga safety jurnalis, walaupun wartawan dilindungi undang-undang, karena kejadian tadi, aparat kepolisian juga sedang melakukan tugas sangat berat, jadi suasana agak tegang. Mungkin polisi tidak mengenal wartawan, karena situasional sehingga polisi berupaya menjaga keamanan ekstra dalam tugas penggerebekan tadi," kata dia.
Selanjutnya, Chanry berharap pimpinan Polri harus memberikan pemahaman kepada anggotanya tentang tugas wartawan. Begitu juga dengan wartawan harus pintar-pintar menjaga keamanan diri dalam melaksanakan tugas jurnalisnya.
Sementara Surya, juru kamera Jaya TV yang menjadi korban mengaku tidak hanya dihalangi serta perampasan kamera, namun juga sempat ditodong senjata api oleh oknum yang belum diketahui identitasnya itu.
"Dia gertak sambil menodong senjata. Kemudian kamera saya diambil dan sempat ditahan beberapa lama,setelah saya koordinasi dengan Komandan Tim nya baru kamera bisa diambil itupun gambar sudah dihapus," ujar Surya. (Lidya Salmah)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
Terkini
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional