Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajak ormas Islam Nahdlatul Ulama untuk bersama-sama memikirkan kemajuan Islam sehingga bisa menjadi referensi bagi dunia internasional dengan mengedepankan ajaran yang moderat serta menghilangkan radikalisme.
"Tantangan dari Nahdlatul Ulama dari zaman ke zaman tentunya sudah berubah. Dahulu pada awal pendirian tantangannya mengenai kemerdekaan dan kebangkitan bangsa tapi kali ini zaman sudah berubah," kata Jusuf Kalla saat menyampaikan sambutan dalam Harlah Nahdlatul Ulama (NU) ke-89 dan Peluncuran Muktamar ke-33 di Jakarta, Sabtu.
Hadir dalam acara itu antara lain Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, serta Ketua Umum PB NU Said Aqil Sirodj.
Dikatakan Kalla, sebagai negara berpenduduk Islam terbesar du dunia sudah seharusnya Indonesia bisa menjadi pusat pemikiran Islam internasional apalagi jika dilihat pendukung NU di seluruh daerah jumlahnya bisa mencapai 86,4 juta pengikut.
Kalla juga mengajak NU agar bisa menghilangkan tantangan radikalisme yang membuat umat Islam bisa bercerai-berai karena pandangan sebagian umat Islam yang salah.
"Masih ada umat Islam yang melakukan bunuh diri dan membunuh orang dengan mengatasnamakan agama Islam. Ini merupakan tantangan kita bersama saat ini bagaimana menunjukkan bahwa Islam adalah mengedepankan perdamaian," kata wapres.
Dengan dijadikannya Indonesia sebagai pusat pemikiran Islam, kata wapres, maka Indonesia juga bisa menjadi pusat referensi pemikiran Islam yang moderat dan mengambil jalan tengah dalam menyelesaikan pertikaian.
Said Aqil Sirodj mengatakan NU selama ini telah berperan aktif dalam perkembangan Islam di dunia internasional dan bahkan seringkali diminati pandangannya serta perannya dalam menyelesaikan sengketa umat beragama, "NU pernah diminta sebagai penengah konflik agama di Filipina dan Afghanistan, Dunia luar melihat NU merupakan organisasi Islam yang moderat," katanya.
Ia mengemukakan NU menempatkan posisi sebagai penyeimbang dalam pemerintahan, artinya akan selalu mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi kesenjangan sosial. "Selama pemerintah komitmen mengurangi kesenjangan sosial maka dukungan NU tak bisa ditawar-tawar lagi," katanya.
Berita Terkait
-
Jadi Buron Kasus Pencemaran Nama Baik JK, Kejagung Buru Silfester Matutina
-
MDIS Singapura Sekolah Apa? Mengenal Kampus Wapres Gibran di Singapura
-
Di Balik Kontroversi Ijazah Gibran Rakabuming Raka, Ini Profil Kampus MDIS Singapura
-
Mengenal Farida Faricha, Aktivis NU dan Kader PKB yang Jadi Wakil Menteri Koperasi
-
Berapa Harga Buku Gibran The Next President? Viral Lagi Gegara Dinilai Tak Laku
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!