Suara.com - Ketua Divisi Dakwah dan Pendidikan Majelis Zikir Az Zikra, Syaifudin Ahmad Syuhada menjelaskan, kronologis penganiayaan seorang anggota majelis yang juga warga perkampungan Bukit Az Zikra, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Peristiwa terjadi Rabu (11/2/2012) malam sekitar pukul 22.45 WIB, kejadian berlangsung sangat cepat sekitar 15 menit," katanya saat ditemui di Masjid Az Zikra, Sentul, Kamis (12/2/2015).
Dia menceritakan, peristiwa penganiayaan berawal saat empat orang datang dengan dua sepeda motor yang hendak masuk ke komplek Masjid Az Zikra.
Lelaki tidak dikenal ini mempertanyakan siapa orang yang telah memasang spanduk di gerbang masuk Masjid Moamar Khadafi tersebut dan juga di jalan menuju masjid.
Spanduk yang menjadi pemicu aksi penganiayaan terhadap anggota majelis Az Zikra tersebut berbunyi "Kami warga warga pemukiman Bukit Az Zikra menolak alirah Syiah".
"Saat itu ada petugas keamanan masjid tidak bisa menjawab lalu menyerahkan kepada Satpam perumahan bernama Pak Adi," katanya.
Pada saat itu, empat orang itu pergi meninggalkan komplek masjid. Namun tidak lama kemudian datang lagi dengan empat motor, diterima oleh Satpam Perumahan Bukit Az Zikra bernama Adi.
Kepada kelompok massa tersebut petugas Adi mengatakan, mengetahui siapa yang telah memasang spanduk tersebut, yakni ketua RW perumahan Bukin Az Zikra.
"Saat itu massa mendesak Pak Adi untuk menemukan mereka dengan ketua RW. Tetapi karena kondisi sudah malam, Adi mencoba memberikan pengertian kepada sekelompok massa tersebut," katanya.
Karena merasa terdesak akhirnya Adi mematuhi permintaan kelompok massa yang sudah bertambah sekitar 40 orang menggunakan sepeda motor.
Lalu oleh Adi, massa dibawa ke komplek perumahan Bukit Az Zikra menuju rumah ketua RW. Secara kebetulan Faisal Karim, Ketua Divisi Keamanan Masjid Az Zikra dan Penegak Disiplin Syariah, sedang memanaskan mobil di luar rumah berencana ingin menjemput istrinya yang datang dari luar kota.
"Karena melihat kondisi ramai-ramai Faisal Karim mempertanyakan maksud kedatangan kelompok massa ini. Begitu dikenalkan, mereka langsung keras dan menanyakan siapa yang pasang spanduk tersebut dan meminta orang tersebut untuk mencabutnya," kata Syaifuddin.
Saat itu terjadi perdebatan antara Faisal Karim dan kelompok massa tersebut sambil mencoba memediasi agar tidak melakukan hal tersebut malam itu karena semua penghuni rumah sudah beristirahat.
Terjadi aksi dorong yang dilakukan kelompok massa kepada Faisal Karim. Ketika itu perdebatan terjadi di depan rumah Faisal, yang disaksikan oleh dua anaknya serta mahasiswa yang indekos di lantai atas rumahnya.
Saat kejadian, salah satu anggota kelompok massa menjatuhkan diri, lalu berteriak bahwa dirinya telah dipukul. Semua mengira telah terjadi penyerangan terhadap anggota kelompoknya dan langsung menyerang Faisal Karim yang seorang diri di hadapan sekitar 40 orang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat