Suara.com - Pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 diprediksi bakal selesai pada bulan Mei mendatang. Namun, ada salah satu pakar yang tidak berpendapat demikian.
Pakar oseaografi yang diakui secara internasional, Erik van Sebille, mengatakan bahwa pencarian pesawat Boeing 777-200ER yang hilang sejak setahun silam itu membutuhkan puluhan tahun bahkan berabad-abad lamanya.
"Dalam konteks samudera, ini hanyalah sebuah titik, titik kecil," kata Van Sebille.
"Seperti banyak pesawat hilang, kapal hilang, ini akan membutuhkan waktu lama, beberapa dekade, bahkan berabad-abad sampai kita menemukannya," lanjutnya.
"Banyak bangkai-bangkai kuno baru ditemukan baru-baru ini karena orang memang 'tersandung' bangkai-bangkai tersebut," ujar Sebille.
Sebille menyamakan upaya pencarian MH370 layaknya "mencari kunci di tengah Kota Sydney ketika listrik padam".
"Jadi Anda dalam keadaan gelap gulita dan Anda di Kota Sydney dan Anda harus mencari kunci-kunci Anda di situ," kata Sebille.
"Hanya jika Anda amat beruntung dan menendang kunci-kunci tersebut, maka Anda akan menemukan kunci-kunci tersebut," ujarnya.
Pekan ini, pencarian MH370 telah dilakukan di wilayah seluas 30.000 kilometer persegi. Terlepas dari perangkat amat sensitif yang digunakan untuk 'mencium' keberadaan pesawat hilang tersebut, tim pencari belum menemukan apa-apa.
Beberapa tisu toilet yang diduga berasal dari pesawat Malaysia Airlines ditemukan di pantai Australia Barat beberapa waktu lalu. Namun, Sebille agak sangsi dengan temuan itu.
"Banyak sekali sampah di lautan, teramat banyak sehingga kita tidak tahu apakah memang berasal dari pesawat itu (MH370), apakah bukan dari MH370, dan kecuali kita menemukan sesuatu yang memang benar dari MH370 seperti badan pesawat," katanya.
Sebille mengatakan, semua hanya bisa berharap akan adanya terobosan ilmiah untuk menarik benang merah dari misteri ini. (News.com.au)
Berita Terkait
-
Satu Dekade Berlalu, Malaysia Kembali Cari Pesawat MH370 yang Hilang Misterius
-
Broken Ridge Dimana? Diduga Kuat Jadi Lokasi Jatuhnya Pesawat MH370
-
10 Tahun Tragedi MH17, Luka Lama Belum Sembuh, Keadilan Masih Dicari
-
Gunung Ruang Meletus, Puluhan Penerbangan di Malaysia dan Singapura Dibatalkan
-
Sinopsis MH370: The Plane That Disappeared, Tayang di Netflix
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Imbas Insiden Mobil Terabas Pagar, Siswa SDN Kalibaru 01 Belajar Daring
-
RSUD Aceh Tamiang Kembali Buka, Warga Keluhkan Penyakit Kulit dan Gangguan Pernapasan Pascabanjir
-
BGN Tegaskan Mitra MBG Jangan Ambil Untung Berlebihan: Semangka Jangan Setipis Tisu!
-
Plus Minus Kapolri Ditunjuk Presiden Tanpa Restu DPR, Solusi Anti Utang Budi atau Sama Saja?
-
Polisi Buka Peluang Tersangka Baru dalam Tragedi Kebakaran Ruko Terra Drone
-
Puslabfor 'Bongkar' Ulang TKP Kebakaran, Buru Bukti Jerat Bos Terra Drone
-
Korban Tewas Bencana di Agam Tembus 192 Orang, 72 Masih Hilang
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
MKMK Tegaskan Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral
-
Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Terra Drone, Apa yang Dicari Puslabfor?