Suara.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana (Haji Lulung) menuding balik Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang sempat mengatakan ada upaya DPRD ingin agar rapat pamungkas pembahasan APBD 2015 deadlock alias buntu.
"Siapa yang mau deadlock sebenernya? Ini udah ada tanda-tanda. Yang ngomong deadlock duluan siapa kemarin? Artinya memang konspirasi mau deadlock," ujar Lulung sindir Ahok di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (20/3/2015).
Sindiran itu terlontar, ketika anggota dewan yang merupakan tim Badan Anggaran (Banggar) hingga sore ini belum menerima hasil printout atau hard copy anggaran yang telah di input ke dalam sistem e-budgeting oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).
"Sekarang gimana mau bahas kalau bahas kalau rincian belum ditempat kita. Gua udah deh jangan hard copy, soft copy aja. Dia bilang banyak bisa lima screen. Kan ada inputnya, kita lihat yang tambah kurang mana? Siapa yang nyebrang ketauan duit tu," kesal Lulung,
"Gimana mau bahas kalo rincian ga dikasih. Anak buah kita sudah nunggu dari jam 3. Udah kita kesel, kita panggil Sekda (Saefullah), (dia bilang) katanya hard copy beres jam 7. Jam 11 bisa dikasih, sejam disuruh evaluasi. Gimana? Ini bukti yang mau deadlockin siapa?" serunya lagi.
Politisi PPP itu mengungkapkan pihaknya pesimis bisa melakukan pembahasan secara optimal apabila TAPD baru memberikan hasil hard copy pada pukul 19.00 WIB malam nanti.
"Mana mungkin 5 jam pembahasan, yang ada harusnya tadi jam 2 mulai kita lembur sampai jam 10. Kejawab ini yang pingin deadlock siapa. Disetting deadlock. Masak dari hari gini hardcopy belum dikasih," tambah Lulung.
Untuk diketahui, eksekutif-legislatif hanya memilik hari ini sebagai hari terakhir untuk membuat keputusan terhadap hasil evaluasi Kemendagri atas APBD DKI 2015.
Jika dalam kurun waktu tersebut pembahasan berujung buntu, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berhak menerbitkan Peraturan Gubernur yang menyebut tahun inimenggunakan pagu APBD Perubahan DKI yaitu Rp72,9 triliun.
Padahal, pagu tahun ini Rp73,08 triliun, sehingga beberapa poin harus direvisi guna menyesuaikan pagu tersebut.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Terbongkar! Bisnis Pakaian Bekas Ilegal Rp669 M di Bali Libatkan Warga Korsel, Ada Bakteri Bahaya
-
Mendagri Tegaskan Peran Komite Eksekutif Otsus Papua: Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
Prabowo ke Menteri: Tenang Saja Kalau Dimaki Rakyat, Itu Risiko Pohon Tinggi Kena Angin
-
Bahlil Lapor ke Prabowo Soal Energi Pasca-Bencana: Insyaallah Aman Bapak
-
Manuver Kapolri, Aturan Jabatan Sipil Polisi akan Dimasukkan ke Revisi UU Polri
-
KPK Geledah Rumah Plt Gubernur Riau, Uang Tunai dan Dolar Disita
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal
-
Bareskrim Bongkar Kasus Impor Ilegal Pakaian Bekas, Total Transaksi Tembus Rp668 Miliar
-
Kasus DJKA: KPK Tahan PPK BTP Medan Muhammad Chusnul, Diduga Terima Duit Rp12 Miliar
-
Pemerintah Aceh Kirim Surat ke PBB Minta Bantuan, Begini Respons Mendagri