Suara.com - Kementerian Dalam Negeri dinilai tidak tegas dalam menyelesaikan konflik yang terjadi antara Pemerintah DKI Jakarta dan DPRD terkait masalah APBD 2015.
"Depdagri di sini terlihat ingin menjadi penengah, tetapi tidak tegas jalan tengahnya, hanya sebagai moderator, harusnya tidak seperti itu, kalau ada fungsi evaluasi harusnya juga transparan, yang mana ini hasil temuannya, mana evaluasinya yang tidak pantas sehingga bisa mengklarifikasi tuduhan dari dua pihak (Pemda DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta)," ujar Pengamat Tata Negara Ni'matul Huda kepada suara.com, Senin (23/3/2015).
Koordinator Program Magister Ilmu Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta menambahkan seharusnya depdagri dapat bersikap lebih tegas dan bukan hanya sebagai moderator terkait polemik APBD DKI tahun 2015.
Ni'matul Huda menambahkan solusi yang diberikan depdagri saat ini memang bisa menjadi salah satu pilihan, meskipun solusi tersebut sebetulnya kurang tepat dan dapat merugikan warga DKI Jakarta.
Hal tersebut dikarenakan jika menggunakan pagu anggaran 2014 pasti tidak pas jika diterapkan di tahun 2015, apalagi saat ini dolar naik hingga tiga belas ribu rupiah.
"Kalau pakai pagu 2014 itu bisa jadi solusi, tapi tidak ideal karena rencana dan program yang sudah disusun tidak optimal, pasti ada yang di kurang - kurangi untuk menyesuaikan anggaran yang ada," tambah Ni'matul Huda.
Selain itu, Ni'matul Huda juga mengkritisi konflik yang dipertontonkan antara Ahok dan DPRD selama kurang lebih dua minggu ini, justru menghabiskan energi kedua belah pihak dan pada akhirnya dapat menghambat pembangunan Jakarta.
Seperti diketahui, setelah tak menemukan titik temu, akhirnya APBD 2015 tak jadi digunakan. DPRD menginginkan APBD 2014 yang pagu anggarannya lebih kecil dari 2015. (Wita Ayodhyaputri)
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan
-
Cegat Truk di Tol Cikampek, Polda Metro Bongkar Penyelundupan Pakaian Bekas Impor Rp 4,2 Miliar
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
Inovasi Layanan PT Infomedia Nusantara Raih Penghargaan dari Frost & Sullivan
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun
-
Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota
-
Selidiki Kasus BPKH, KPK Ungkap Fasilitas Jemaah Haji Tak Sesuai dengan Biayanya
-
Ada Terdakwa Perkara Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina Tersandung Kasus Petral, Ada Riza Chalid?
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik