Suara.com - Badan penegak hukum Uni Eropa, Europol, mengungkap temuan menarik. Menurut Europol, para simpatisan ISIS mengunggah hingga 100.000 pesan ke Twitter tiap harinya untuk merencanakan serangan.
Direktur Europol, Rob Wainwright, memperingatkan bahwa ISIS, yang baru-baru ini mengklaim bertanggung jawab atas serangan berdarah di Museum Tunisia, diyakini memiliki 50.000 akun Twitter yang berbeda. Puluhan ribu akun itu melontarkan 100.000 kicauan ke Twitter.
"Karena komunikasi jaringan teroris dan kelompok kriminal sudah merambah online, itu membuat masalah baru bagi kita," kata Wainwright dalam sebuah wawancara yang disiarkan stasiun radio BBC.
"Ada perubahan signifikan yang harus dilakukan jika kita ingin serius mencegah internet disalahgunakan," kata Wainwright.
Undang-undang data internet masih rapuh dan harus ditinjau ulang agar badan-badan keamanan bisa memantau seluruh sudut dunia maya, termasuk zona "dark net" yang memungkinkan orang mengakses situs-situs terenkripsi.
Europol, yang membantu kerja kepolisian di negara-negara Eropa, saat ini sedang membangun sebuah sistem untuk menandai dan memberangus situs-situs yang disinyalir mendukung gerakan terorisme. (Al arabiya)
Berita Terkait
-
Siapa Nama Asli Dibalik Akun Twitter NdrewsTjan? Jadi Sorotan Ferry Irwandi Pasca Demo
-
Komdigi Minta Elon Musk Buka Kantor di Indonesia: Kita Pemakai Terbesar
-
Di Balik Aksi Unik Ustaz Felix Siauw Kibarkan Bendera One Piece, Ternyata Ini Pesan yang Disampaikan
-
Turki Gempur ISIS Online: 26 Orang Ditangkap Terkait Propaganda Teror di Medsos
-
Mantan Pendiri Twitter, Jack Dorsey Bangkit dengan BitChat, Aplikasi Chat tanpa Internet
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Line Up Terbaru Pestapora Hari Ini 7 September, Usai 34 Musisi Umumkan Mundur
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
Terkini
-
Sejarah Panjang Gudang Garam yang Kini Dihantam Isu PHK Massal Pekerja
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?