Massa Aliansi Anti Perang (A2P) berunjuk rasa di depan Kedubes Arab Saudi, Kuningan, Jakarta (8/4). Mereka menuntut Arab Saudi dan sekutunya menghentikan serangan terhadap Yaman. [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Parlemen Pakistan, dengan suara bulat, menyarankan Pemerintah Perdana Menteri Nawaz Sharif agar menjauh dari perang di Yaman, Jumat (10/4/2015)
Satu resolusi yang disahkan dengan suara bulat pada Jumat kini mengakhiri kekhawatiran para pemimpin oposisi yang khawatir bahwa negara Asia Selatan itu menceburkan diri ke dalam satu konflik di negara Arab.
Resolusi 12-pasal tersebut, yang secara bersama dirancang oleh oposisi dan komisi keuangan, menyatakan parlemen "ingin Pakistan mempertahankan sikap netral dalam konflik di Yaman agar bisa memainkan peran diplomatik proaktif guna mengakhiri krisis tersebut".
Resolusi tersebut disahkan dengan dihadiri Perdana Menteri Nawaz Sharif, Jumat, pada akhir debat lima-hari.
Arab Saudi secara resmi telah meminta Pakistan menyediakan jet tempur, kapal perang dan prajurit darat, kata Menteri Pertahanan Pakistan Khwaja Asif, dalam sidang parlemen yang diadakan khusus untuk membahas krisis di Yaman. Para pejabat Arab Saudi telah menyampaikan permintaan tersebut kepada delegasi pejabat senior pertahanan Pakistan pada awal April.
Pemerintah Pakistan mulanya telah siap menanggapi permintaan Arab Saudi itu mengingat hubungan kuatnya dengan Riyadh dan persekutuannya dalam konflik tersebut dan juga mengenai cara menangani keprihatinan di negeri itu.
Mayoritas anggota Parlemen menentang keikutsertaan Pakistan dalam konflik di Timur Tengah dengan alasan negara Asia Selatan tersebut masih menderita akibat perannya dalam koalisi pimpinan AS, yang telah menggulingkan rejim Taliban di negara tetangganya, Afghanistan, pada penghujung 2001.
Presiden Pakistan saat itu Pervez Musharraf, dari militer, telah menawarkan beberapa pangkalan udara buat militer Amerika untuk mengebom posisi Taliban dalam serangan udara di Afghanistan, yang pemerintahnya (1996-2001) telah diakui oleh Pakistan.
Para pemimpin senior politik menyatakan Pakistan telah kehilangan hampir 50.000 orang dan menderita 100 miliar dolar AS karena bergabung dalam perang Afghanistan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi. Oleh karena itu, kata mereka, Pakistan tak sanggup ikut dalam perang lain.
Pasukan militer Pakistan telah membersihkan sebagian besar wilayah suku dari anggota Taliban dan kelompok garis keras lain, tapi masih memerangi kelompok bersenjata di Wilayah Suku Khyber dan Waziristan Utara. Pada Sabtu, seorang prajurit Pakistan tewas oleh serangan anggota Taliban di Waziristan Utara.
Walaupun banyak orang di Pakistan sepakat untuk mempertahankan Arab Saudi jika keutuhan wilayahnya terancam mengingat adanya Tempat Suci umat Muslim di kerajaan itu, nyaris tak ada dukungan untuk mengirim tentara atau pesawat tempur ke Arab Saudi untuk ikut dalam perang saat ini.
Resolusi Parlemen tersebut, yang menyerukan peran netral, penting buat Pakistan sebab itu sejalan dengan pendapat kebanyakan warga di negeri itu. Banyak orang di Pakistan percaya perang di Yaman adalah konflik sektarian dan perang "perwalian" antara Iran dan Arab Saudi, dan anasir tertentu bisa memanfaatkan keterlibatan Pakistan untuk menambah rumit masalah tersebut.
Perdana Menteri Nawaz Sharif juga membuat keputusan untuk pergi ke Turki pada April ini untuk berkonsultasi mengenai krisis Yaman. Kedua negara penting di Dunia Muslim itu menyerukan penyelesaian damai bagi konflik di Yaman.
Kunjungan ke Islamabad oleh Menteri Luar Negeri Javad Zarif juga dilakukan tepat pada waktunya, saat Teheran memiliki keprihatinan mengenai laporan media Arab bahwa Pakistan mendukung Arab Saudi dan sekutunya dalam perang di Yaman. Zarif, yang bertemu dengan Perdana Menteri Nawaz Sharif dan pemimpin militer Jenderal Raheel Sharif, tampak puas dengan posisi Pakistan ketika ia berbicara dengan wartawan setelah pembicaraan. (Xinhua/Antara)
Satu resolusi yang disahkan dengan suara bulat pada Jumat kini mengakhiri kekhawatiran para pemimpin oposisi yang khawatir bahwa negara Asia Selatan itu menceburkan diri ke dalam satu konflik di negara Arab.
Resolusi 12-pasal tersebut, yang secara bersama dirancang oleh oposisi dan komisi keuangan, menyatakan parlemen "ingin Pakistan mempertahankan sikap netral dalam konflik di Yaman agar bisa memainkan peran diplomatik proaktif guna mengakhiri krisis tersebut".
Resolusi tersebut disahkan dengan dihadiri Perdana Menteri Nawaz Sharif, Jumat, pada akhir debat lima-hari.
Arab Saudi secara resmi telah meminta Pakistan menyediakan jet tempur, kapal perang dan prajurit darat, kata Menteri Pertahanan Pakistan Khwaja Asif, dalam sidang parlemen yang diadakan khusus untuk membahas krisis di Yaman. Para pejabat Arab Saudi telah menyampaikan permintaan tersebut kepada delegasi pejabat senior pertahanan Pakistan pada awal April.
Pemerintah Pakistan mulanya telah siap menanggapi permintaan Arab Saudi itu mengingat hubungan kuatnya dengan Riyadh dan persekutuannya dalam konflik tersebut dan juga mengenai cara menangani keprihatinan di negeri itu.
Mayoritas anggota Parlemen menentang keikutsertaan Pakistan dalam konflik di Timur Tengah dengan alasan negara Asia Selatan tersebut masih menderita akibat perannya dalam koalisi pimpinan AS, yang telah menggulingkan rejim Taliban di negara tetangganya, Afghanistan, pada penghujung 2001.
Presiden Pakistan saat itu Pervez Musharraf, dari militer, telah menawarkan beberapa pangkalan udara buat militer Amerika untuk mengebom posisi Taliban dalam serangan udara di Afghanistan, yang pemerintahnya (1996-2001) telah diakui oleh Pakistan.
Para pemimpin senior politik menyatakan Pakistan telah kehilangan hampir 50.000 orang dan menderita 100 miliar dolar AS karena bergabung dalam perang Afghanistan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi. Oleh karena itu, kata mereka, Pakistan tak sanggup ikut dalam perang lain.
Pasukan militer Pakistan telah membersihkan sebagian besar wilayah suku dari anggota Taliban dan kelompok garis keras lain, tapi masih memerangi kelompok bersenjata di Wilayah Suku Khyber dan Waziristan Utara. Pada Sabtu, seorang prajurit Pakistan tewas oleh serangan anggota Taliban di Waziristan Utara.
Walaupun banyak orang di Pakistan sepakat untuk mempertahankan Arab Saudi jika keutuhan wilayahnya terancam mengingat adanya Tempat Suci umat Muslim di kerajaan itu, nyaris tak ada dukungan untuk mengirim tentara atau pesawat tempur ke Arab Saudi untuk ikut dalam perang saat ini.
Resolusi Parlemen tersebut, yang menyerukan peran netral, penting buat Pakistan sebab itu sejalan dengan pendapat kebanyakan warga di negeri itu. Banyak orang di Pakistan percaya perang di Yaman adalah konflik sektarian dan perang "perwalian" antara Iran dan Arab Saudi, dan anasir tertentu bisa memanfaatkan keterlibatan Pakistan untuk menambah rumit masalah tersebut.
Perdana Menteri Nawaz Sharif juga membuat keputusan untuk pergi ke Turki pada April ini untuk berkonsultasi mengenai krisis Yaman. Kedua negara penting di Dunia Muslim itu menyerukan penyelesaian damai bagi konflik di Yaman.
Kunjungan ke Islamabad oleh Menteri Luar Negeri Javad Zarif juga dilakukan tepat pada waktunya, saat Teheran memiliki keprihatinan mengenai laporan media Arab bahwa Pakistan mendukung Arab Saudi dan sekutunya dalam perang di Yaman. Zarif, yang bertemu dengan Perdana Menteri Nawaz Sharif dan pemimpin militer Jenderal Raheel Sharif, tampak puas dengan posisi Pakistan ketika ia berbicara dengan wartawan setelah pembicaraan. (Xinhua/Antara)
Komentar
Berita Terkait
-
Hasil dan Klasemen BRI Super League: Hajar PSM Makassar, Persib Bandung Kokoh di Puncak
-
4 Pilihan Mouth Spray untuk Perokok, Murah dan Ampuh Hilangkan Bau Rokok
-
3 Rangkaian Anti-Aging Olay, Diklaim Mampu Buat Wajah 10 Tahun Lebih Muda
-
Banding Ditolak Mahkamah Agung, Taeil Eks NCT Dihukum Penjara 3,5 Tahun
-
Cerpen: Nyanyian Pilu Si Bunga Desa
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
-
Kapuspen TNI: Pembubaran Massa di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
-
Jangan Terjebak, Ini Skema Rekayasa Lalin Total di Sudirman-Thamrin Saat Malam Tahun Baru 2026
-
Viral Dosen UIM Makassar, Ludahi Kasir Perempuan Gegara Tak Terima Ditegur Serobot Antrean
-
Jadi Wilayah Paling Terdampak, Bantuan Akhirnya Tembus Dusun Pantai Tinjau Aceh Tamiang
-
Elite PBNU Sepakat Damai, Gus Ipul: Di NU Biasa Awalnya Gegeran, Akhirnya Gergeran
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang