News / Nasional
Sabtu, 27 Desember 2025 | 18:01 WIB
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. (Suara.com/Lilis)
Baca 10 detik
  • Sekjen PBNU Gus Ipul meminta warga tenang dan menyerahkan penyelesaian masalah internal kepada ulama melalui musyawarah dan istikharah.
  • Pertemuan islah di Lirboyo memutuskan Muktamar Ke-35 NU akan segera diselenggarakan untuk menyelesaikan konflik internal organisasi.
  • Penyelenggaraan Muktamar harus melibatkan Rais Aam, Ketua Umum, Mustasyar, dan sesepuh demi tercapainya ishlah organisasi.

Suara.com - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul, memberikan respons terkait hasil pertemuan islah yang melibatkan para kiai hingga petinggi NU termasuk Rais Aam dan Yahya Cholil Staquf di Pondok Pesantren Lirboyo.

Gus Ipul meminta seluruh warga dan pengurus Nahdlatul Ulama (NU) untuk tetap tenang dan memercayakan penyelesaian masalah kepada para ulama.

Ia menekankan bahwa NU memiliki mekanisme unik dan spiritual dalam memecahkan setiap persoalan organisasi, yakni melalui kombinasi musyawarah dan istikharah.

"Jadi NU itu punya cara sendiri untuk menyelesaikan masalah. Dari awal saya bilang, kita serahkan saja pada ulama. Nanti akan ada solusi yang kadang-kadang tidak kita duga," ujar Gus Ipul ditemui di Jakarta Barat, Jumat (26/12/2025) malam.

Menurutnya, para ulama telah melakukan langkah-langkah yang diperlukan, termasuk jalur langit melalui istikharah. Oleh karena itu, ia meminta semua pihak untuk bersabar menunggu hasil resmi yang sedang berproses.

"Istikharah sudah, musyawarah sudah. Nanti kita lihat bagaimana hasilnya. Jadi saya ingin warga NU tetap tenang, pengurus NU tetap tenang. Ikuti perkembangan yang official," tambahnya.

Gus Ipul juga mengingatkan agar warga Nahdliyin tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak jelas sumbernya. Ia mengimbau agar masyarakat hanya mengikuti informasi resmi dan menghindari berita palsu (hoaks).

Terkait dinamika perbedaan pendapat yang sempat memanas, Gus Ipul menganggap hal tersebut sebagai dinamika yang wajar dalam tubuh organisasi sebesar NU. Ia optimistis bahwa pada akhirnya semua pihak akan kembali rukun.

"Di NU itu perbedaan pendapat biasa, yang pada akhirnya nanti akan menemukan solusi. Awalnya gegeran (ribut-ribut), akhirnya gergeran (tertawa bersama)," selorohnya menggambarkan tradisi rekonsiliasi khas NU.

Baca Juga: Akhir Polemik Peter Berkowitz: PBNU Maafkan Gus Yahya, Muktamar Segera Digelar

Meski didesak awak media mengenai isu strategis lainnya, seperti wacana Muktamar yang dipercepat atau status Penjabat (PJ) Ketua, Gus Ipul memilih untuk tidak memberikan jawaban detail.

Ia menegaskan bahwa dirinya tidak ingin mendahului keputusan para ulama.

"Loh nanti aja, itu saya nggak mau komentar. Kita serahkan ulama aja. Masih berproses semuanya, kita belum tahu. Semua tunggu saja," katanya.

Lebih lanjut, saat ditanya soal posisinya kekinian apakah masih menjabat sebagai Sekjen atau tidak di PBNU, Gus Ipul hanya menjawab diplomatis.

"Ya nunggu aja, nunggu. Tidak bisa disampaikan sekarang saya. Tapi tunggu aja, masih berproses semuanya. Kita belum tahu," pungkasnya.

Sebelumnya, Rapat Konsultasi antara jajaran Syuriyah dan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang berlangsung di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, pada Kamis (25/12/2025), menghasilkan keputusan krusial.

Load More