Suara.com - Suara tangis bayi itu tersendat-sendat. Sesekali terdengar suara rintihan dari mulut di bayi. Perutnya terlihat membengkak dan buncit.
Bayi itu adalah Wahyu Pratama. Anak lelaki dari pasangan Rosmanida dan Mawansyah yang baru berusia 2 tahun. Wahyu didiagnosa terkena tumor ganas di bagian perut. Tumor itu disebut abdomen.
"Setelah dicek, dokter bilang anak kami terkena tumor perut. Pembengkakannya sudah sampai ke jantung," kata Hasnida, ibunda Wahyu saat ditemui di Rumah Sakit Zainoel Abidin, Banda Aceh, Sabtu (25/4/2015).
Kata dia, bejolan di perut Wahyu mulanya muncul saat dia berusia 6 bulan. Saat itu Wahyu terserang demam tinggi, bahkan sampai 15 hari. Kedua orangtuanya, yang tercatat sebagai warga Kabupaten Siemuelue, lantas membawa ia ke sebuah klinik spesialis di sana.
Setelah mendapat pengobatan dari dokter spesialis anak di kabupaten itu, demam yang dialami wahyu berangsur pulih. Namun, sejak saat itu pula pada bagian perut bocah ini muncul sebuah benjolan sebesar bola pimpong.
"Sembuh dari demam itu, tiba-tiba muncul benjolan di perutnya. Benjolannya agak keras bergerak ke mana-mana, ngikut bagian perut," ujarnya.
Karena merasa aneh dengan penyakit itu, kedua orang tuanya kemudian membawa Wahyu ke dukun kampung. Namun usaha untuk mencari tahu dan menyembuhkan penyakit itu tak membuahkan hasil. Karena itu pula, kedua orang tua Wahyu langsung memutuskan untuk membawa Wahyu ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Simeulue.
"Dokter bilang dia terkena limpah perut. Gak bisa dioperaasi karena usianya masih 6 bulan. Jadi kami putuskan untuk dirawat di rumah," katanya.
Hingga usia Wahyu 1,6 tahun, benjolan di perutnya semakin membesar. Upaya penyembuhan kembali dilakukan dengan mendatangi RSUD Simeulue. Namun karena keterbatasan sumber daya di sana, pihak rumah sakit merujuk Wahyu ke Banda Aceh.
Dikatakan Hasnida, di Rumah Sakit Zainoel Abidin, benjolan pada perut Wahyu kembali diperiksa. Dokter mengatakan jika anaknya itu diduga terkena thalasemia.
"Tetap kami lakukan perobatan sekitar 15 hari di RSUZA, baru kami bawa pulang. Saat itu dia memang masih bisa gerak, belum bengkak kayak sekarang," ujarnya.
Setelah 3 bulan berlalu, sepulang dari RSUZA dan menjalani perobatan jalan, perut wahyu tak mengecil. Malah, kata Hasnida, semakin membengkak. Kondisi itu, kadang kala membuat Wahyu terasa sesak, seperti orang yang sulit bernafas.
"Kami putuskanlah kembali kemari (RSUZA). Ternyata diketahui dia terkena tumor perut," katanya.
Sekarang orang tua Wahyu hanya bisa pasrah menanti anaknya dioperasi pada Selasa, 28 April mendatang. Dengan kondisi penuh ketiadaan, orangtua Wahyu sangat mengharapkan bantuan para dermawan.
Biaya hidup selama di Banda Aceh kian menipis. Bahkan diakuinya, selamaa 20 hari di RSUZA, mereka tak tahu harus mencari bantuan kemana untuk dapat terus menjaga anaknya yang menderita tumor.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Prabowo Sudah Dengar Gerindra di Sejumlah Daerah Tolak Budi Arie Gabung, Suara Bakal Dipertimbangkan
-
Tok! DPR-Pemerintah Sepakati Bawa RUU KUHAP ke Paripurna untuk Disahkan, Ini Substansinya
-
Jelang Hari HAM Sedunia, Yusril Sebut Tak Ada Bahasan Amnesti-Abolisi untuk Aktivis Demo Agustus
-
Jelaskan Ada Pengkondisian dalam Akuisisi Kapal, KPK Bantah Kriminalisasi Kasus ASDP
-
Bakal Rombak Sistem Rujukan BPJS, Menkes Budi Tak Mau Bertele-tele: Nanti Pasien Keburu Wafat
-
Aktivis Feminis Desak Negara Akui Femisida Sebagai Kejahatan Khusus dan Masuk UU
-
Menkes Wacanakan Kelas Standar Bagi Peserta BPJS: Nggak Usah Cover yang Kaya, Fokus yang Bawah Aja
-
Satu Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Jalani Operasi Bedah Plastik, Total 20 Siswa Masih Dirawat
-
Soal Tim Reformasi, DPR Harap Bukan Cuma 'Kosmetik': Polri Harus Kembali ke Mandat Konstitusi
-
Menko Yusril: Pemerintah Harus Berhati-hati Menentukan Siapa yang Layak Menerima Pengampunan Negara