Suara.com - Kartunis majalah satir Prancis, Charlie Hebdo, mengatakan ia tidak akan lagi menggambar kartun Nabi Muhammad. Renald Luzier, dalam wawancara dengan majalan Inrock, mengatakan bahwa menggambar Nabi Muhammad "tak lagi membuat saya tertarik."
Luzier yang dikenal dengan nama pena "Luz" adalah kartunis yang menggambar kartun Nabi Muhammad di sampul Charlie Hebdo, setelah kantor majalah itu di Paris diserang oleh dua lelaki bersenjata pada Januari silam. Sebanyak 12 orang tewas dalam serangan itu.
"Saya sudah lelah (menggambar Nabi Muhammad), sama seperti lelahnya saya menggambar Sarkozy (mantan Presiden Prancis. Red.). Saya tak akan menghabiskan sisa hidup saya untuk menggambar mereka," kata Luz.
Meski demikian ia menekankan bahwa keputusannya untuk tak lagi menggambar Nabi Muhammad bukan berarti para teroris telah menang.
"Para teroris tidak menang. Mereka akan menang jika seluruh warga Prancis terus ketakutan," tegas Luz.
Luz rencananya akan meluncurkan sebuah buku kartun berjudul "Catharsis", yang akan tentang dirinya setelah pembunuhan terhadap rekan-rekannya.
Majalah Charlie Hebdo selama bertahun-tahun selalu memicu kontroversi. Selain mengejek politikus, rohaniwan dari berbagai agama, dan figur publik lainnya, majalah satir itu paling dikenal karena kerap menggambar kartun Nabi Muhammad.
Dalam agama Islam gambar Nabi Muhammad dilarang dan dianggap sebagai penghinaan.
Pada 2011 kantor majalah itu pernah dilempari bom molotov dan serangan terhadap Charlie Hebdo memuncak pada serangan di Januari kemarin.
Tetapi serangan itu juga membawa berkah bagi Charlie Hebdo. Sebelumnya majalah itu bisa dibilang tak begitu laku di Eropa. Tetapi setelah penyerangan jutaan eksemplar majalah itu berhasil terjual, dari yang biasanya hanya 60.000 lembar.
Kini majalah Charlie Hebdo mendapat sokongan dana puluhan juta euro dari para donatur dan pemodal. Tetapi bagi Luz dukungan finansial itu justru bisa mengancam jiwa majalah satir tersebut.
"Apakah Charlie tetap menjadi sebuah surat kabar politik? Bisakah ia menjadi mahalah berita?" kata dia.
Ia mengatakan mulai September mendatang Charlie Hebdo akan tampil dalam format baru. Tetapi belum diketahui apakah format baru itu akan mengikuti gaya lama majalah tersebut. (BBC)
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah
-
Rayakan HUT ke-80 TNI di Monas, Tarif Transportasi Umum Jakarta Jadi Rp80
-
Kepala BPHL Dicecar Pembangunan Jalan di Kawasan IUP PT WKM, Hakim: Saudara Kok Nggak Bisa Jawab!