Suara.com - Tim pendaki putri dari Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Parahyangan Bandung berhasil menapakkan kaki di puncak tertinggi Benua Eropa, Gunung Elbrus di Rusia, Jumat (15/5) pukul 12.35 waktu setempat.
"Cuaca sangat cerah, terima kasih atas doa teman-teman dan dukungannya," kata Tim Publikasi Women of Indonesia's Seven Summits Expedition (WISSEMU) Mahitala Unpar, Alfons Yusio, dalam keterangan tertulis.
Dengan pencapaian di Puncak Elbrus menjadi puncak kedua yang berhasil digapai tim dalam ekspedisi wanita Indonesia menuju tujuh puncak tertinggi di tujuh benua, setelah sebelumnya Puncak Carstensz Pyramid Papua dikunjungi oleh tim Agustus lalu.
Tim WISSEMU Unpar itu terdiri dari Fransiska Dimitri Inkiriwang, Matilda Dwi Lestari, dan Dian Indah Carolina.
Gunung Elbrus dikenal dengan puncak kembar yang memiliki ketinggian di atas 5.600 meter di atas permukaan laut (mdpl), dan Puncak Barat (5.642 mdpl) lebih tinggi ketimbang Puncak Timur (5.621 mdpl).
Selain itu, Gunung Elbrus juga memiliki dua jalur utama yaitu Jalur Utara dan Jalur Selatan.
"Tim WISSEMU sendiri mencapai Puncak Barat melalui Jalur Selatan, setelah melalui summit attack selama 7 jam 35 menit," kata Alfons.
Mahitala Unpar sudah dua kali mencapai Puncak Barat pada 17 Agustus 2009 dan 24 Agustus 2010 silam, dengan yang terakhir termasuk dalam rangakaian Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (ISSEMU).
Dua keberhasilan tersebut membuat ketiga perempuan pendaki ini semakin terbakar semangatnya.
Keberangkatan kali ini memiliki misi ganda, mengingat setelah ini tim langsung bertolak menuju Arusha, Tanzania untuk mendaki Gunung Kilimanjaro yang adalah puncak tertinggi di Benua Afrika.
"Pendakian kali itu disengaja tanpa harus kembali dahulu ke Indonesia dengan harapan para pendaki perempuan ini akan semakin terbiasa dengan ketinggian," katanya lagi.
Berangkat dari 8 Mei 2015, tim sampai di Moskow untuk kemudian berpindah ke Mineralnye Vody dua hari kemudian (10/5) menggunakan maskapai penerbangan lokal.
Setelah tiga hari melakukan program aklimatisasi dan satu hari snow exercise untuk mempelajari penggunaan ice axe dan crampon, akhirnya pendakian ke puncak (summit attack) dilakukan pada 15 Mei.
"Misi berikutnya menapakkan kaki di puncak tertinggi di Benua Afrika, Gunung Kilimanjaro (5.895 mdpl) masih menanti," kata Alfons Yusio menambahkan. (Antara)
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
Inovasi Layanan PT Infomedia Nusantara Raih Penghargaan dari Frost & Sullivan
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun
-
Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota
-
Selidiki Kasus BPKH, KPK Ungkap Fasilitas Jemaah Haji Tak Sesuai dengan Biayanya
-
Ada Terdakwa Perkara Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina Tersandung Kasus Petral, Ada Riza Chalid?
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik
-
Polisi Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Dicekal: Bukan karena Risiko Kabur, Tapi...
-
Misteri Diare Massal Hostel Canggu: 6 Turis Asing Tumbang, 1 Tewas Mengenaskan
-
Lapor ke Mana Pun Tak Direspons, Kisah Wanita Korban Eksibisionisme yang Ditolong Damkar Benhil