Suara.com - Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo mendesak Kementerian Pertanian segera menyikapi kasus beras yang diduga imitasi dan mengandung bahan plastik yang ditemukan di Kota Bekasi, Jawa Barat.
"Kami mendesak Kementerian Pertanian melakukan investigasi dan menarik beras tersebut jika ada, dan harus mengetahui latar belakang mengapa beras palsu itu ada, padahal kan Indonesia sudah tidak mengimpor beras, makanya kenapa kok ini bisa kecolongan," kata Edhy, Selasa (19/5/2015).
Penanganan jangka pendek terhadap kasus tersebut, kata Edhy, bisa dilakukan dengan mencari siapa yang paling bertanggungjawab dalam peredaran beras yang diduga palsu.
"Jangka pendek Kita harus cari tau siapa dibalik itu. Jangka panjang kita perkuat badan karantinanya. Karena kita nggak bisa menjaga kalau alat penjaganya tidak diperkuat. Komisi IV ke depan akan bahas RUU tentang karantina. Supaya clear jangan saling salahkan. Kita salahkan Cina, Cina pun mengklaim dari sana kan belum tentu," kata dia.
Edhy mengatakan pemerintah harus serius menangani kasus ini, apalagi di era globalisasi seperti sekarang, barang-barang mudah diperjualbelikan.
"Ini ujian bagi kita, test case untuk kita, latihan untuk kita, bahwa ini, ke depannya akan semakin banyak yang akan dihadapi di era globalisasi ini," kata anggota Fraksi Gerindra.
Kepolisian Resort Bekasi Kota akan mendatangkan ahli pertanian untuk memastikan apakah beras yang diamankan polisi merupakan beras asli atau imitasi campur plastik.
"Itu perlu dicek, apakah beras palsu atau tidak. Soal beras palsu (plastik) itu kan baru omongan dari masyarakat, makanya perlu kita cek dulu," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resort Bekasi Kota Ajun Komisaris Polisi Siswo kepada Suara.com.
Menurut informasi yang berkembang di masyarakat, kata Siswo, beras tersebut kalau dimasak, hasilnya berbeda dari biasanya.
"Tapi itu perlu dibuktikan dulu," katanya.
Pengecekan barang bukti beras yang diduga berbahan plastik itu akan dilakukan secepatnya.
Sejauh ini, kata Siswo, belum ada laporan dari warga yang melapor menjadi korban. Tapi, kalau nanti terbukti berasnya terbuat dari campuran plastik, polisi akan menindaktegas orang yang mengedarkannya.
"Walau tidak ada pelapor, kalau itu bahaya dan atas bukti laboratorium, kita tetap bisa menyeret pelaku," kata Siswo.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Respons Ide 'Patungan Beli Hutan', DPR Sebut Itu 'Alarm' Bagi Pemerintah Supaya Evaluasi Kebijakan
-
Tinjau Lokasi Banjir Aceh, Menteri Ekraf Terima Keluhan Sanitasi Buruk yang 'Hantui' Pengungsi
-
Mensos Sebut Penggalang Donasi Tanpa Izin Terancam Sanksi Rp10 Ribu: Warisan UU Tahun 60-an
-
Komisi Reformasi Pertimbangkan Usulan Kapolri Dipilih Presiden Tanpa Persetujuan DPR
-
Ironi Hakordia, Silfester Matutina Si Manusia Kebal Hukum?
-
Mensos Sebut Donasi Bencana Boleh Disalurkan Dulu, Izin dan Laporan Menyusul
-
Usai dari Pakistan, Prabowo Lanjut Lawatan ke Moscow, Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin
-
Tragedi Terra Drone: Kenapa 22 Karyawan Tewas? Mendagri Siapkan Solusi Aturan Baru
-
Solidaritas Nasional Menyala, Bantuan Kemanusiaan untuk Sumatra Tembus 500 Ton
-
Nestapa Korban Tewas di Kebakaran Kantor Drone, KemenPPPA Soroti Perlindungan Pekerja Hamil