Suara.com - Mohamad Ajis, anak yang dilahirkan dari rahim etnis Rohingya kini sebatang kara. Dia dalam pelarian dari Myanmar menuju Malaysia.
Ajis melarikan diri dari Myanmar bersama ibunya sebulan lalu. Pelarian itu melewati hutan di perbatasan Thailand-Malaysia. Tepatnya pelarian dari Teluk Benggala di laut Andaman ke Thailand selatan
Di sana sang ibu tewas karena tak bisa menahan alam hutan yang dingin dan banyak nyamuk. Kaki ibu anak berusia 4 tahun itu bengkak. Sang ibu tewas dan jenazahnya dikuburkan di hutan.
Cerita Ajis didengar seorang perempuan keturunan Rohingya di Malaysia, Fatimah Hamid. Seorang agen penyelundup rombongan orangtua Ajis melepaskan anak laki-laki itu.
Fatimah memberikan 2.000 ringgit kepada seorang penyelundup itu. Ajis pun dibawa Fatimah ke kantor badan pengungsi PBB di ibukota Malaysia, Kuala Lumpur. Kini Ajis memanggil Fatimah, 'ibu'. Fatimah berniat ingin mengadopsi Ajis.
"Ibunya meninggal karena kakinya bengkak dan cuaca di hutan terlalu dingin untuknya. Aku mendengar dari seseorang tentang anak ini yang kehilangan ibunya. Aku merasa kasihan padanya dan memutuskan untuk membawa dia dan menjaganya. Ini cukup bagi saya bahwa sekarang dia memanggil saya ibu," kata Fatimah.
Sampai saat ini, UNHCR mempunyai 150.000 pengungsi. Sebanyak 90 dari mereka berasal dari Myanmar. Mereka dalam perawatan.
Sami Fatimah Hamid, Hussein bekerja sebagai pengumpul sampah di Dinas Kebersihan Kuala Lumpur.
"Saya telah mengatakan kepada kerabat suami saya di Myanmar untuk tidak datang ke sini. Karena itu berarti bunuh diri. Begitu banyak orang telah meninggal, dibunuh atau terluka. Itu terbaik untuk tidak datang sekarang," kata Fatimah. (CNA)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Polemik Selesai, TNI Resmi 'Luruskan Informasi' dengan Ferry Irwandi
-
Perang Interpretasi Janji Presiden Prabowo: Yusril Sebut 'Masuk Akal', Lukman Bilang 'Setuju'
-
ICJR Skakmat Yusril: Tawaran Restorative Justice untuk Demonstran Itu Konsep Gagal Paham
-
Pakar Bongkar Pencopotan Sri Mulyani dan Budi Gunawan, Manuver Prabowo Ambil Alih Penuh Kendali?
-
Kapolri Absen Jemput Presiden Prabowo di Bali di Tengah Isu Penggantian TB-1
-
Yusril Ungkap Fakta: Presiden Prabowo Belum Perintahkan Pembentukan Tim Investigasi
-
Dari Ancaman Laporan ke Permintaan Maaf, Ferry Irwandi Umumkan Kasusnya dengan TNI Berakhir Damai
-
'Percuma Ganti Orang, Sistemnya Bobrok', Kritik Keras YLBHI di Tengah Isu Ganti Kapolri
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada