Suara.com - Aung San Suu Kyi pernah dipuji dan diagung-agungkan sebagai pejuang demokrasi pantang menyerah menghadapi setiap tekanan dari pemerintah Myanmar.
Tapi, sikap diam pemimpin oposisi itu soal kelompok Muslim Rohingya, yang tertindas di negara sendiri, membuat banyak kalangan ragu atas niat tulus dan perjuangan perempuan tersebut.
Bahkan, Suu Kyi mendapat sindiran halus dari pemimpin Tibet Dalai Lama, rekan sesama penerima Nobel.
Foto pendatang dari Myanmar dan Bangladesh, yang kelaparan dan terdampar di Indonesia, Thailand dan Malaysia setelah terkatung-katung di laut, memicu gerakan kemanusiaan dan meminta dicari akar masalah untuk pemecahannya.
Beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, saat ini berkumpul di Bangkok, Thailand, untuk membahas masalah tersebut.
Perhatian dunia pun tertuju ke negara bagian Rakhine di barat Myanmar, di mana puluhan ribu Muslim Rohingya yang tidak diakui kewarganegaran mereka, hidup dalam penampungan dengan kondisi yang memprihatinkan.
Pada saat pemerintah Myanmar tidak punya sikap yang jelas, antara memberi bantuan kepada para migran dan menolak bertanggung jawab atas eksodus warga Rohingya, kelompok hak azasi manusia internasional terpaksa harus kecewa karena tidak mendapatkan dukungan seperti yang diharapkan dari Suu Kyi.
Ketidakpedulian Suu Kyi terhadap masalah Rohingya tampak begitu nyata, sehingga Dalai Lama pun beberapa waktu lalu sempat mengingatkan rekannya itu agar ikut memikirkan masalah kaum minoritas tersebut.
"Ini sangat menyedihkan. Di masalah Burma (Myanmar, saya berharap aung San Suu Kyi, sebagai pemenang Nobel, bisa melakukan sesuatu," kata Dalai Lama seperti yang dikutip harian The Australian, Kamis (28/5/2015).
Pemain spiritual umat Budha itu mengakui bahwa ia memahami posisi sulit Suu Kyi di Myanmar, di mana mereka yang menyatakan simpati terhadap kaum Muslim akan mendapat kecaman.
"Tapi meski demikian, saya kira dia bisa melakukan sesuatu," katanya menanggapi sikap diam Suu Kyi.
Suu Kyi pernah menghabiskan waktu lebih dari 15 tahun sebagai tahanan rumah semasa mantan rezim junta militer akibat usaha tidak kenal lelah memperjuangkan demokrasi di Myanmar.
Pengorbanannya karena harus berpisah dengan anak-anak dan suami warga negara Inggris yang sakit, serta perjuangannya untuk membebaskan rakyat Myanmar dari rasa takut, membuatnya dipuja dan mendapat banyak simpati dari seluruh dunia.
Namun, sejak dibebaskan dari tahanan rumah pada 2010, peran Suu Kyi pun mulai berubah, yaitu dari pembela hak azasi manusia yang gigih, menjadi aktor politik keras kepala, yang bersiap menghadapi pemilu bersama partai oposisi pimpinannya.
Phil Robertson, Wakil Direktur Asian Human Rights Watch menilai bahwa pemenang Nobel itu telah berubah menjadi sebuah kekecewaan besar karena gagal berada di garda depan untuk memperjuangkan hak azasi manusia.
Tag
Terpopuler
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- Daftar HP Xiaomi yang Terima Update HyperOS 3 di Oktober 2025, Lengkap Redmi dan POCO
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Sambut HLN Ke-80, PLN Berbagi Terang Untuk Masyarakat di Berbagai Daerah
-
Setahun Prabowo-Gibran, Ray Rangkuti Soroti MBG yang Dipaksakan
-
Akhirnya Lega! Proyek Galian di Jalan TB Simatupang Selesai Lebih Awal, Lalu Lintas Kembali Normal
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, WALHI Sebut Indonesia Gelap Semakin Nyata
-
Kasus Bullying Menimpa Timothy, Mendikti Saintek Hubungi Rektor Udayana Bicara Sanksi DO Pelaku?
-
Ray Rangkuti: Serbuan Massa ke DPR Bukti Gagalnya Politik Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran
-
Selain Ucapkan Ultah, Ini Tujuan Bahlil Sambangi Kediaman Prabowo di Kertanegara
-
Karena Faktor Ini, Ray Rangkuti Sebut Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran Semrawut
-
Komnas HAM Desak Pemerintah Hentikan Pendekatan Militer di Papua: Kekerasan Bukan Solusi
-
Ditanya Siapa Menteri Kena Tegur Prabowo, Bahlil: Saya Setiap Dipanggil Pasti Ditegur...