Suara.com - Jamil Burhanuddin, pengacara staf ahli administrasi Denti Noviany Sari, mengatakan anggota DPR dari Fraksi Hanura Frans Agung Mula Putra akan sulit membantah kasus penggunaan gelar doktor palsu.
"Itu sulit dibantah," kata Jamil kepada Suara.com, Minggu (31/5/2015).
Mengapa sulit dibantah? Jamil mengungkapkan fakta baru ketika Denti diminta keterangan Mahkamah Kehormatan Dewan di DPR Kamis (25/5/2015) lalu. Saat itu, setelah Denti menyerahkan bukti-bukti bahwa Frans menggunakan gelar doktor palsu berupa kartu nama, tiba-tiba, kata Jamil, ada anggota mahkamah mengatakan juga memiliki bukti.
"Waktu itu, ada anggota mahkamah yang bilang ada bukti juga bahwa pada tanggal sekian, dia (Frans) pakai gelar doktor," kata Jamil.
Menurut Jamil, sekarang semuanya semakin terang benderang.
"Anggota MKD kan orang-orang pinter. Dengan adanya penguatan bukti dari anggota MKD, artinya pembuktiannya semakin sempurna. Kalau dia (Frans) mengelak, saya kira itu sekedar mengimbangi opini saja," kata Jamil.
Setelah mahkamah meminta keterangan dan bukti dari Denti, rencananya pekan depan Frans akan dipanggil.
Jamil mengatakan akan datang pada saat Frans dimintai keterangan mahkamah.
"Saya usahakan datang. Saya pengen mendengar juga pembelaan dirinya (Frans)," kata Jamil.
Kasus tersebut bermula dari pemecatan terhadap Denti yang dinilai sepihak. Denti dituduh Frans memalsukan tanda tangannya saat akan menjadi staf ahli, selain itu juga dituduh terlibat dalam penggelapan uang.
Tidak terima, Denti tuduhan itu, Denti pun melapor Frans ke mahkamah dengan kasus pemecatan sepihak dan penggunaan gelar doktor palsu.
Jamil yakin Denti tidak menggelapkan uang dan memalsukan tanda tangan. Sebab, sebelum Denti melapor ke mahkamah, Jamil sudah mengingatkan Denti kalau sampai Denti yang bersalah, serangan baliknya akan sangat besar.
"Tapi, dia bilang tidak salah. Dia siap. Ketika dimintai keterangan anggota MKD juga tanya soal itu, apa dia pernah gelapin uang. Dia (Denti) bilang gak pernah. Karena sebelumnya dia juga pernah kerja di Golkar dan tidak pernah ada masalah," kata Jamil.
Jamil berharap mahkamah mengonfrontir keterangan Frans dengan Denti agar semuanya obyektif.
"Biar peradilan etik obyektif, transparan, dan tidak ada kesan melindungi korpsnya (DPR)," kata Jamil.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat