Suara.com - Peneliti dari Balai Arkeologi Jayapura, Papua menduga pencari batu akik telah merambah Bukit Srobu yang terletak di Kelurahan Abepantai, Distrik Abepura, Kota Jayapura sehingga berpotensi merusak situs prasejarah yang ada di tempat itu.
"Pencari batu akik telah merambah situs prasejarah Bukit atau Gunung Srobu," kata peneliti dari Balai Arkeologi Jayayapura, Hari Suroto di Kota Jayapura, Papua, Selasa (2/6/2015).
"Berdasarkan laporan yang kami terima, mereka (pencari batu akik) melakukan penggalian liar sehingga merusak situs," katanya.
Menurut dia, selain mencari batu alam warna ungu yang dikenal dengan istilah batu lavender, mereka juga mengambil artefak alat batu berwarna ungu.
"Penggalian liar yang dilakukan di lereng dan puncak bukit itu, telah menyebabkan data arkeologi yang ada di situs rusak, juga bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan yaitu tanah longsor," katanya.
Lebih lanjut, alumnus Universitas Udayan Bali itu mengakatan situs gunung Srobu, juga terancam rusak oleh para pencari cangkang kerang laut.
Cangkang kerang laut merupakan bahan pembuatan kapur untuk makan pinang.
"Penggalian liar perlu dihentikan, perlu dipasang papan peringatan bahwa situs dilindungi oleh undang-undang Cagar Budaya nomor 11 tahun 2010, selain itu juga perlu sosialisasi undang-undang caagar budaya pada masyarakat sekitar situs," katanya.
Pantauan di lapangan, di sejumlah toko dan pasar di Kota Jayapura, ada berbagai jenis batu yang diambil dari gunung Srobu yang dijual oleh warga.
Kepala Kelurahan Abepantai, Kota Jayapura, Rina Imelda Tjoe, ketika dikonfirmasi terkait informasi itu mengatakan akan segera mengecek ke lapangan.
"Setahu saya hal itu tidak ada. Tapi ini kan informasi jadi harus dicek lagi, jangan sampai benar terjadi. Tapi kalau warga yang mencari kerang untuk dibuat jadi kapur sebagai bagian dari makan pinang, memang hal itu sudah lama terjadi," katanya.
Perempuan paruh baya asal Kampung Nafri itu mengimbau kepada semua pihak dan warga yang ada di daerah itu agar menjaga kelestarian bukit atau gunung Srobu yang akan didorong menjadi laboraturium raksasa untuk tempat penelitian dan destinasi wisata Kota Jayapura.
"Harapannya warga Abepantai bisa menjaga peninggalan pra sejarah dan sejarah yang ada di Bukit Srobu," ajaknya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU