Suara.com - Organisasi lingkungan Greenpeace mendesak agar Pemerintah Indonesia transparan mengenai data dan informasi moratorium pemberian izin baru untuk hutan primer dan lahan gambut agar masyarakat dan lembaga non-pemerintah dapat mengawasi jalannya moratorium.
"Saya lihat ada permasalahan transparansi data dan informasi dalam moratorium sehingga organisasi masyarakat sipil yang memantau menjadi lebih lambat," ujar Juru Kampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara-Indonesia Yuyun Indradi dalam diskusi di Jakarta, Kamis (4/6/2015).
Dia mengatakan kurangnya transparasi dari pemerintah juga menyebabkan belum maksimalnya kondisi perbaikan tata kelola hutan yang dimandatkan moratorium.
Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB), ujar dia, merupakan salah satu contoh data dan informasi yang terkesan ditutupi dan belum dapat diakses oleh publik.
Untuk mendapatkan data tersebut dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ia mengaku telah mengajukan permintaan ke Komisi Informasi Pusat dan kini sedang diproses.
Dalam kesempatan yang sama, Aktivis Forest Watch Indonesia Mohammad Kosar dalam mengatakan pemerintah sebaiknya lebih transparan agar publik tahu bagian mana moratorium yang dikorbankan untuk kepentingan bisnis.
Menurut dia, statistik saja tidak cukup memberikan informasi tetang keberhasilan penundaan pemberian izin baru, untuk itu FWI menuntut lebih dari sekedar angka.
"Informasi tentang letak dan sebarannya dari angka-angka tambah-kurang itu jauh lebih bisa bercerita tentang performa kebijakan PIPPIB," kata Kosar.
Untuk itu, menurut dia KLHK perlu segera memastikan keterlibatan masyarakat sipil dengan lebih sistematis dalam agenda penguatan moratorium seperti yang disampaikan Menteri KLHK Siti Nurbaya pada 13 Mei 2015. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nekat! Gasak HP ASN, Detik-detik 2 Pencopet Beraksi saat Pramono-Rano Karno Tiba di Acara Abang None
-
WNI di Jepang Bobol Toko Mewah, Gasak Barang Rp 930 Juta
-
Pasutri Koruptor, Suami Eks Walkot Semarang Mbak Ita Hadiri Pesta Pernikahan Anak, Kok Bisa?
-
Babak Baru Kasus Pagar Laut Tangerang, Kades Kohod Arsin Cs Bakal Jalani Sidang Perdana Selasa Depan
-
Kronologi Kematian Mahasiswa UNG Usai Diksar Mapala: Permintaan Tolong Diabaikan, Kegiatan Ilegal
-
BNNK Tangerang Bakal Sasar Seluruh ASN Tes Urine Secara Acak, Ada Apa?
-
RUU Perlindungan dan Kesejahteraan Hewan Masuk Prolegnas 2026, DMFI: Momentum Sejarah!
-
DPR Kasih Warning Keras: Usut Tuntas Oknum TNI yang Aniaya Staf Zaskia Mecca
-
Prakiraan Cuaca BMKG 27 September 2025: Jakarta Hujan Sore, Bandung Adem Berawan
-
Terseret Drama Hoaks Ratna Sarumpaet, Tangis Nanik Deyang soal Kasus MBG Dicurigai Publik: Akting?