Suara.com - Masih ingat Emma Sulkowicz, mahasiswa Universitas Colombia, Amerika, yang menuntut keadilan karena menjadi korban pemerkosaan dengan cara membawa kasur keliling kampus?
Kesal tak juga mendapat keadilan karena pelakukanya tak dijerat hukum, Emma mencari cara baru.
Emma nekat membuat film berjudul “Ceci N'est Pas Un Viol”, yang berarti ‘Ini bukan pemerkosaan’, untuk menyindir penegak hukum dan pihak kampus yang melepas pelaku pemerkosaan.
Dalam video itu, Emma memperagakan kekerasan seksual yang diterimanya oleh pelaku sejak awal adegan sampai berakhir dengan pemerkosaan, seperti dilansir independent, Minggu (7/6/2015).
Film itu juga menggambarkan bagaimana si pelaku menampar dan mencekiknya, serta menggunakan kondom saat memperkosanya dalam kondisi kesakitan.
Emma sengaja memproduksi film yang disutradarai orang lain, dengan niatan mengubah pandangan dunia soal kasus pemerkosaan.
"Jika Anda menonton video ini tanpa seizing saya, maka saya harap Anda merenungkan alasan menuding saya dan berpartisipasi dalam pemerkosaan saya. Karena itu, Anda adalah orang yang tidak bisa menolak membuat Ceci n'est Pas Un Viol tentang apa yang Anda ingin pikirkan soal: pemerkosaan,” kata Emma.
“Tolong, jangan berpartisipasi memperkosa saya. Tontonlah dengan hati-hati,” tambahnya lagi.
Peristiwa pemerkosaan yang menimpa Emma terjadi di hari pertama dirinya masuk tahun kedua perkuliahan pada tahun 2012 silam.
Dia melaporkan aksi bejat yang dilakukan seorang mahasiswa itu kepada pihak sekolah. Bahkan, ada dua orang mahasiswi lain yang melaporkan si pelaku. Namun, laporannya tak pernah ditanggapi pihak Universitas.
Alasan yang diberikan selalu sama: "si mahasiswa tidak terbukti bertanggung jawab".
Satu setengah tahun kemudian, Emma melaporkan perihal pemerkosaan itu kepada polisi. Namun, hingga kini, sebagaimana dirilis oleh Columbia Spectator, kasus Emma belum diselidiki dengan serius.
Beberapa waktu kemudian, Emma bersama 23 mahasiswa lainnya mengajukan tuntutan kepada Universitas Colombia arena dianggap tak sungguh-sungguh menangani kasus pelecehan seksual.
Namun, apa yang dilakukan Emma banyak mendapat dukungan dari para mahasiswa. Kisahnya juga dimuat dalam media-media besar sekelas Time dan The New York Times.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Terjaring OTT KPK, Langsung Dibawa ke Gedung Merah Putih
-
KPK Amankan 10 Orang saat Lakukan OTT di Bekasi, Siapa Saja?
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan
-
Misteri OTT KPK Kalsel: Sejumlah Orang Masih 'Dikunci' di Polres, Isu Jaksa Terseret Menguat
-
Ruang Kerja Bupati Disegel, Ini 5 Fakta Terkini OTT KPK di Bekasi yang Gegerkan Publik
-
KPK Benarkan OTT di Kalimantan Selatan, Enam Orang Langsung Diangkut
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan
-
Ditantang Megawati Sumbang Rp2 Miliar untuk Korban Banjir Sumatra, Pramono Anung: Samina wa Athona