Suara.com - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan TB Hasanuddin mengingatkan kepada calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso agar tidak menggunakan cara-cara TNI yang diduga terlibat dalam peristiwa penyerangan Kantor DPP PDI pada 27 Juli 1996.
Hal itu disampaikan Hasanuddin saat dihubungi wartawan menjelang uji kelayakan dan kepatutan Sutiyoso sebagai kepala BIN, Jumat (12/6/2015).
TB Hasanuddin mengatakan, bahwa BIN saat ini sudah berbeda dengan dahulu, dimana saat ini lembaga tersebut bukan lagi eksekutor, melainkan penghubung informasi ke aparat kemanan.
Karenanya dalam fit and proper test nanti dirinya akan menanyakan kepada Sutiyoso, terkait sistem terbaru yang akan dibangun oleh Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) setelah menjabat sebagai Kepala BIN.
"Sistem mekanisme intelijen yang akan diterapkan. Karena kan sistemnya berbeda dengan yang dulu, sudah bukan lagi eksekutor,"kata TB saat dihubungi, Jumat (12/6/2015).
Dia juga menyarankan agar Sutiyoso meninggalkan nafsu eksekutornya saat masih aktif menjadi prajurtit TNI, termasuk saat dia masih menjadi Pangdam Jaya waktu penyerangan kantor PDI terkjadi 19 tahun lalu.
"Intinya saya akan mengingatkan agar sistem-sistem seperti yang dilakukan pada saat Kudatuli itu tidak digunakan lagi. Kudatuli itu sudah ditinggalkan," katanya.
Sebelumnya, Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya telah mempertimbangkan rekam jejak dan kompetensi sebelum menunjuk Sutiyoso sebagai Kepala BIN.
Jokowi menjelaskan, bahwa dirinya mengajukan Sutiyoso karena berdasarkan rekam jejaknya di dunia intelejen dan militer. Sutiyoso dinilai berpengalaman dan memiliki kompetensi yang cukup dalam memimpin badan intelijen itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka