Suara.com - Bank-bank di Yunani akan tetap ditutup sampai Senin (13/7/2015) pekan depan untuk melakukan 'konsolidasi' menyusul hasil referandum yang menolak talangan dari Eropa. Kementerian Keuangan Yunani menyebut langkah tersebut diambil karena pemerintah berpacu untuk datang dengan proposal baru yang akan disajikan kepada kreditor di menit-menit terakhir guna menghindari keluar dari zona euro.
"Libur bank diperpanjang sampai dengan 13 Juli," kata kementerian keuangan dalam pernyataannya, Rabu (8/7/2015). Sebuah sumber kementerian juga mengatakan, batas penarikan akan tetap tidak berubah.
Bank-bank telah ditutup sejak 28 Juni, dengan penarikan oleh warga Yunani dibatasi sampai 60 euro (66 dolar AS) untuk mencegah kekurangan likuiditas, setelah pemerintah menyerukan referendum tentang persyaratan kreditor Uni Eropa-IMF untuk dana talangan (bailout) internasional.
Referendum itu menghasilkan 61 persen warga Yunani menolak proposal dana talangan terbaru kreditor, memperburuk hubungan antara Athena dan banyak mitranya di Eropa.
Berbicara di hadapan Parlemen Eropa pada Rabu pagi, Perdana Menteri Alexis Tsipras berjanji untuk menyajikan rencana reformasi "kredibel" sebelum batas waktu Kamis yang ditetapkan oleh para pemimpin Eropa yang jengkel.
Pemerintah Yunani telah berjanji untuk memulai reformasi pensiun dan pajak pekan berikutnya, seperti yang dituntut oleh kreditor, dengan imbalan pinjaman tiga tahun untuk menyeret sistem keuangannya kembali dari ambang kehancuran.
"Besok kita akan secara terbuka mengajukan proposal kami dengan reformasi terpercaya dalam upaya mencapai apa yang telah kita sebut kompromi jujur," Tsipras mengatakan kepada Presiden Yunani Prokopis Pavlopoulos setelah kembali dari Strasbourg.
Sebagai imbalannya, Tsipras mengatakan ia mencari "janji yang jelas" pada pendanaan dan pengurangan utang publik Yunani yang menghancurkan.
Kontrol modal telah mempertahankan bank-bank Yunani berjalan tetapi pihak berwenang telah kesulitan untuk mempertahankan pasokan ATM dengan uang tunai dan hambatan tambahan untuk impor telah menyebabkan kekhawatiran kekurangan barang dan obat-obatan. (Antara/AFP)
Tag
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Jalan Lintas Pidie Jaya - Bireuen Aceh Kembali Lumpuh Diterjang Banjir Minggu Dini Hari
-
Feminist Jakarta Serukan Negara Tanggung Jawab Atas Femisida dan Kerusakan Lingkungan
-
Bahlil dan Raja Juli Serang Balik Cak Imin Usai Suruh Taubat 3 Menteri, Pengamat: Dia Ngajak Perang!
-
Rapat Darurat Hambalang: Prabowo Ultimatum Listrik Sumatera Nyala 2 Hari, Jalur BBM Wajib Tembus
-
Prabowo Beri Hasto Amnesti, Habiburokhman: Agar Hukum Tak Jadi Alat Balas Dendam Politik
-
Johan Budi Dukung Abolisi dan Amnesti Tom Lembong - Ira Puspadewi, Tapi Kritisi Untuk Hasto
-
Waspada Rob! Malam Minggu Pluit dan Marunda Masih Tergenang, BPBD DKI Jakarta Kebut Penyedotan Air
-
Habiburokhman Bela Zulhas yang Dituding Rusak Hutan hingga Bencana Sumatera: Agak Lucu Melihatnya!
-
Gebrakan Mendagri Tito untuk Geopark Disambut Baik Ahli: Kunci Sukses di Tangan Pemda
-
Darurat Kekerasan Sekolah! DPRD DKI Pastikan Perda Anti Bullying Jadi Prioritas 2026