Suara.com - Pengelola Terminal Tirtonadi Solo, Jawa Tengah, memiliki cara unik untuk memberikan shock terapi bagi para pencopet. Cara ini dinilai ampuh untuk mengatasi copet agar tidak melakukan kejahatan kepada para penumpang mudik Lebaran. Salah satunya dengan mendirikan posko istirahat copet di sisi timur pintu masuk terminal.
Pantauan Suara.com, posko tersebut dilengkapi tiga kursi panjang sebagai tempat istirahat. Selain itu juga dijaga sejumlah petugas, baik dari kepolisian maupun Dinas Perhubungan Komunikasi dan informatika. Sementara di bagian belakang posko tersebut terdapat tulisan Tempat Istirahat Copet dengan warna mencolok.
Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Tirtonadi, Eko Agus Susanto, posko istirahat copet didirikan atas inisiatif Wali Kota Solo, F. X. Hadi Rudyatmo untuk menekan aksi pencopet di lingkungan terminal. Pendirian posko tersebut merupakan yang kedua kalinya dimulai sejak 2014 lalu.
"Untuk memberikan shock terapi bagi para copet. Apalagi ini kan bersamaan dengan musik mudik Lebaran. Kemungkinan banyak pencopet yang berkeliaran di terminal," kata Eko.
Selama dioperasionalkan, kata Eko, belum ada pencopet yang ditempatkan di posko itu. Pasalnya, jika ada pencopet yang ketahuan atau ketangkap basah saat beraksi, tidak akan dipukuli atau diperlakukan kasar. Tetapi pencopet tersebut akan diistirahatkan selama satu hari penuh di posko dengan penjagaan petugas.
"Posko ini kita operasionalkan sejak H-7 Lebaran sampai H+7 Lebaran nanti. Jadi kalau ada pencopet yang ketangkap basah saat melakukan aksinya, langsung kita tahan sehari penuh di posko itu," kata dia.
Eko menambahkan keberadaan posko tersebut sangat afektif untuk mencegah dan menekan tindak kejahatan yang dilakukan para pencopet.
"Dulu pernah ada satu pencopet yang tertangkap. Kemudian kita istirtahatkan, sorenya kita lepas. Sejak kejadian itu tidak ada lagi pencopet yang beraksi selama musik mudik Lebaran."
Lebih lanjut, selama posko tersebut beroperasi dilakukan penjagaan petugas anti copet sebanyak 10 orang. Para petugas ini kita bagi dua shift, yakni pagi sampi sore dan sore sampai pagi. Masing-masing shit ada lima orang petugas. (Labib Zamani)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Usai OTT Jaksa di Banten yang Sudah Jadi Tersangka, KPK Serahkan Perkara ke Kejagung
-
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Terjaring OTT KPK, Langsung Dibawa ke Gedung Merah Putih
-
KPK Amankan 10 Orang saat Lakukan OTT di Bekasi, Siapa Saja?
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan
-
Misteri OTT KPK Kalsel: Sejumlah Orang Masih 'Dikunci' di Polres, Isu Jaksa Terseret Menguat
-
Ruang Kerja Bupati Disegel, Ini 5 Fakta Terkini OTT KPK di Bekasi yang Gegerkan Publik
-
KPK Benarkan OTT di Kalimantan Selatan, Enam Orang Langsung Diangkut
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan