Suara.com - Meski tersedia berbagai program mudik gratis, tak sedikit pula yang memilih menggunakan sepeda motor untuk mudik ke kampung halaman menjelang lebaran nanti.
Salah satunya Rudianto (28), pengemudi ojek yang biasa mangkal di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan ini berencana mudik ke kampung halamannya di Cilacap, Jawa Tengah bersama istri dan anaknya pada Selasa (14/7/2015) ini.
Ia memilih menggunakan sepeda motor karena dirasa lebih praktis dan bebas untuk mampir di daerah tertentu ketimbang mudik menggunakan moda transportasi umum.
"Sudah biasa juga sih mbak. Kalau naik motor cepet. Pergi malam sampe kampung pagi-nya," katanya.
Rudi bahkan telah menyiapkan bagasi tambahan agar sang istri lebih nyaman selama perjalanan mudik.
"Ini udah masang boks bagasi tambahan biar istri enak duduknya bisa nyandar, bawaan bisa disimpan disitu juga. Setahun sekali lah mbak," ungkap Rudi.
Menanggapi tingginya minat pemudik menggunakan sepeda motor, Kepala Balitbangkes Kemenkes RI, Prof. Tjandra Yoga Aditama mengingatkan para pemudik sepeda motor untuk lebih waspada saat berkendara karena tak hanya berisiko tinggi pada kecelakaan tapi juga bisa memicu beragam masalah kesehatan.
"Duduk di motor berjam-jam lamanya ketika mudik bisa menyebabkan rasa sakit di bagian punggung karena masalah kekakuan otot," kata Yoga dalam pesan singkat yang diterima wartawan, Senin (13/7/2015).
Tak hanya itu, pemudik motor dan penumpangnya juga berisiko mengalami kekakuan di bagian leher. Begitu juga di bagian leher, lanjutnya, bisa timbul nyeri karena peradangan pada sendi tulang belakang.
Yoga juga menyebut bahwa mengendarai motor berjam-jam lamanya bisa menurunkan konsentrasi sehingga berisiko terjadinya kecelakaan.
Oleh karena itu Ia mengimbau para pemudik yang ingin menggunakan sepeda motor sebaiknya hanya untuk jarak yang tidak terlalu jauh. Ia bahkan mengimbau agar masyarakat memanfaatkan fasilitas pengangkutan mudik gratis yang disediakan pemerintah dan sektor swasta.
"Jika mudik dari Jakarta ke Jawa Tengah atau Timur kan jaraknya lumayan jauh, jangan paksakan mengendarai motor karena dampaknya pemudik juga yang merasakan," pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
-
Ragam Pesan-pesan Lucu dan Mengharukan Pemudik Motor di Kalimalang
-
Pemudik Motor Padati Kalimalang
-
Pemudik Motor Tahun Ini Meningkat Drastis Capai 125 Persen
-
Pemudik Motor Jalur Pantura, Silakan Beristirahat di Lesehan Enduro
-
Keluhan Pemudik di Pelabuhan Ciwandan, Sebut Mudik Tahun Ini 'Paling Parah'
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
OTT KPK di Banten: Jaksa Diduga Peras Animator Korsel Rp2,4 M, Ancam Hukuman Berat Jika Tak Bayar
-
Pesan Seskab Teddy: Kalau Niat Bantu Harus Ikhlas, Jangan Menggiring Seolah Pemerintah Tidak Kerja
-
OTT Bupati Bekasi, PDIP Sebut Tanggung Jawab Pribadi: Partai Tak Pernah Ajarkan Kadernya Korupsi
-
Jawab Desakan Status Bencana Nasional, Seskab Teddy: Pemerintah All Out Tangani Bencana Sumatra
-
Pramono Anung: UMP Jakarta 2026 Sedang Dibahas di Luar Balai Kota
-
Bantah Tudingan Pemerintah Lambat, Seskab Teddy: Kami Sudah Bergerak di Detik Pertama Tanpa Kamera
-
Jelang Mudik Nataru, Pelabuhan Bakauheni Mulai Dipadati Pemudik
-
Bupati Bekasi Diciduk KPK, Pesta Suap Proyek Terbongkar di Pengujung Tahun?
-
KPK Ungkap Ada Pihak yang Berupaya Melarikan Diri pada OTT di Kalsel
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya