Suara.com - Kebiasaan para pemudik bersepeda motor menyalip dari sisi kiri di jalur mudik cukup membahayakan dan kerap menjadi pemicu kecelakaan lalu lintas.
Pantauan Antara, di jakarta, Jumat, menyalip dari sisi kiri pada kondisi jalan sempit sering dilakukan para pemudik di jalur selatan meski berbahaya baik bagi dirinya maupun pengendara lainnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, manuver salip kiri itu dilakukan pada saat terjadi antrian kendaraan yang bergerak dalam kecepatan lambat.
Namun dalam beberapa kesempatan manuver salip kiri juga dilakukan para pemudik saat kekendaraan roda empat yang akan disalipnya dalam kecepatan cukup tinggi.
"Menyalip dari kiri bisa jalan lebar tak masalah, tapi bila sempit itu jelas mengejutkan kami yang terkadang harus banting stir ke kanan bila tidak ada kendaraan dari arah depan," kata Edi (55) salah seorang pengemudi minibus ketika menyampaikan keluhannya di Rest Area Citeras Malangbong.
Ia menyebutkan, beberapa kali hampir memepet para pemotor yang menyalip dari sisi kiri, meski akhitnya ia banyak mengalah memberi jalan meski dalam kondisi terkejut.
"Sekali dua kali tak masalah, yang terjadi justru keseringan dan itu tidak baik bagi para pengemudi kendaraan roda empat karena terkadang terpancing emosi, minimal mengumpat," katanya.
Keluhan sama juga diungkapkan oleh beberapa pengemudi lainnya yang mengaku ngilu dengan manuver salip kiri para pengendara sepeda motor itu.
"Kami berharap ada perhatian dari kepolisian," katanya.
Sementara itu salah seorang pengendala sepeda motor mengaku terpaksa melakukan penyalipan dari sisi kiri karena kendaraan roda empat banyak di tengah dan tidak memberi kesempatan untuk menyalip.
Di sisi lain bagian kiri jalan kosong sehingga dimanfaatkan untuk mendahului, tentunya dengan perhitungan.
"Kami tak terbiasa salip kiri, hanya saat mudik ini saja. Ya terpaksa daripada menunggu dari sisi kanan susah, terlebih banyak kendaraan dari kedua arah," kata salah seorang pengendara sepeda motor saat ditemui di lokasi yang sama.
Tidak jarang pula para pemudik menggunakan batuan koral di pinggir jalan aspal untuk memacu kendaraanya guna terbebas dari antrian kendaraan roda empat.
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Momen Prabowo Subianto Disambut Hangat Diaspora di New York, Siap Sampaikan Pidato Penting di PBB!
-
Agus Suparmanto Dinilai Bisa Jadi Kunci Perubahan PPP, Dukungan Keluarga Mbah Moen Jadi Modal
-
Longsor Freeport: 2 Pekerja Berhasil Ditemukan , 5 Orang Masih dalam Pencarian
-
Hitung-hitungan Jelang Muktamar X PPP: Mardiono Disebut Masih Kuat dari Agus Suparmanto
-
Jokowi Beri Arahan 'Prabowo-Gibran 2 Periode', Relawan Prabowo: Tergantung Masyarakat Memilih
-
DPR Desak Penghentian Sementara PSN Kebun Tebu Merauke: Hak Adat Tak Boleh Dikorbankan
-
Usai Pecat Anggota DPRD Gorontalo, PDIP Beri Pesan: Jangan Cederai Hati Rakyat!
-
Mahasiswa Green Leadership Academy Tanam Semangat Baru di Tabung Harmoni Hijau
-
Profil Alvin Akawijaya Putra, Bupati Buton Kontroversial yang Hilang Sebulan saat Dicari Mahasiswa
-
Mendagri Tito Sebut Bakal Ada 806 SPPG Baru: Lahannya Sudah Siap