Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi minta Kebun Raya Bogor-LIPI dibenahi agar terawat, lebih rapi, bersih dan indah sehingga pengunjung nyaman, mendorong daya tarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
"Sebagai salah satu sektor penghasil devisa negara, Kebun Raya Bogor harus dirawat dengan baik, tidak boleh ada sampah, tidak boleh ada pohon yang tumbang, indah dipandang keasrian, keamanan juga harus dijaga," kata Menteri di sela-sela kunjungan kerja ke Kebun Raya Bogor-LIPI, Kamis (31/7/2015).
Menteri menjelaskan, Kebun Raya Bogor adalah badan pelayanan umum yang menghasilkan PNBP dari sektor ekowisata, sudah menjadi kewajiban Pemerintah untuk memantau hasil yang diperoleh dari pendapatan fiskal masyarakat dapat kembali ke masyarakat dengan pemeliharaan yang baik, disiplin kerja aparatur negara.
"Ada tanggung jawab Menpan-RB mengingat Kebun Raya Bogor berada di jantung Kota Bogor, merupakan wilayah konservasi untuk serapan air. Hal tersebut harus betul-betul dijaga, tidak boleh dikelola asal-asalan, terlantar, tidak boleh menimbulkan ketidakpuasan di masyarakat," katanya.
Menurut Yuddy, ia ingin memastikan aparatur sipil negara yang digaji oleh rakyat di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terutama Kebun Raya dapat bertugas merawat keasrian kebun raya dan benda cagar budaya yang ada di dalamnya.
Pembenahan ini, lanjut Menteri, sangat perlu dilakukan mengingat saat ini Pemerintah Indonesia di era Presiden Joko Widodo sedang menggalakkan sektor pariwisata yang sangat potensial. Demikiannya Kebun Raya Bogor juga memiliki potensi menghasilkan uang dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
"Agar bisa menghasilkan devisa negara harus dikelola dengan baik, karena untuk mengajak orang datang ke Kebun Raya Bogor terutama wisatawan asing, informasi menyebar dari mulut ke mulut. Apalagi tidak sedikit turis asing yang datang ke sini," kata dia.
Oleh karena itu, lanjut Menteri, Kebun Raya Bogor harus dirawat dengan baik. Dan LIPI tidak bisa bekerja sendiri, karena dekat Istana Bogor, maka otoritas istana juga harus dikoordinasikan, demikian juga Wali Kota Bogor. Jangan sampai mau masuk Kebun Raya kesannya kumuh, banyak sampah, dan ada bangunan yang buruk," katanya.
Menteri menyampaikan, fokus Presiden Joko Widodo saat ini, prihatin ketika melihat dan memahami wilayah Indonesia begitu kaya, tetapi tidak punya kesadaran untuk merawat dan memelihara alamnya. Saat Presiden melakukan kunjungan ke Singapura, membahas tentang ekonomi dan industri, salah satu kegiatannya adalah mengunjungi kebun raya di sana.
"Ada kekaguman dari Presiden karena wilayah yang kecil memiliki kebun raya yang luasnya tidak sampai tujuh hektare, dan sumber daya alamnya terbatas, tetapi memiliki tanggung jawab menatanya dan menghasilkan devisa negara," kata Menteri.
Di satu sisi, lanjut Menteri, Presiden sangat prihatin dengan keberadaan Kebun Raya Bogor yang berada di samping Istana Kepresidenan memiliki luas 87 hektare, dan masih banyak kebun raya lainnya di sejumlah daerah dengan luas bahkan ada yang mencapai 100 hektare, namun minim menghasilkan pendapatan devisi dari konservasi sumber daya alamnya.
"Jadi, faktor pendorongnya adalah birokrasi tata kelolanya. Ini menjadi peringatan bagi saya, kenapa kita tidak bisa seperti negara-negara lain," kata Menteri. (Antara)
Berita Terkait
-
Hasil Liga Inggris: Tekuk Nottingham, Manchester City Geser Arsenal dari Puncak Klasemen
-
Dirumorkan Dibidik Persija Jakarta, Ezra Walian Menggila di Persik Kediri
-
Hasil dan Klasemen BRI Super League: Hajar PSM Makassar, Persib Bandung Kokoh di Puncak
-
4 Pilihan Mouth Spray untuk Perokok, Murah dan Ampuh Hilangkan Bau Rokok
-
3 Rangkaian Anti-Aging Olay, Diklaim Mampu Buat Wajah 10 Tahun Lebih Muda
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
-
Kapuspen TNI: Pembubaran Massa di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
-
Jangan Terjebak, Ini Skema Rekayasa Lalin Total di Sudirman-Thamrin Saat Malam Tahun Baru 2026
-
Viral Dosen UIM Makassar, Ludahi Kasir Perempuan Gegara Tak Terima Ditegur Serobot Antrean
-
Jadi Wilayah Paling Terdampak, Bantuan Akhirnya Tembus Dusun Pantai Tinjau Aceh Tamiang
-
Elite PBNU Sepakat Damai, Gus Ipul: Di NU Biasa Awalnya Gegeran, Akhirnya Gergeran
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang