Suara.com - Ketua Harley Davidson Club Indonesia Yogyakarta Gatot Kurniawan mengakui banyak menerima komplen dari masyarakat terkait acara Jogja Bike Rezdevous 14-17 Agustus 2015 yang berpusat di Rich Hotel, Yogyakarta.
Komplen dari masyarakat yang diterima HDCI, mulai dari konvoi moge menimbulkan kemacetan sampai kebisingan.
"Untuk mengantisipasi gesekan dengan masyarakat sebenarnya kita sudah berusaha melakukan berbagai cara, mulai dari membuat imbauan kalau lokasi hotel jauh dari lokasi acara agar naik transportasi lokal, seperti andong, becak, selain itu lokasi penginapan kalau bisa juga tidak jauh dari lokasi acara," kata Gatot saat konferensi pers di Rich Hotel, Minggu (16/8/2015).
Pernyataan Gatot terkait dengan peristiwa yang terjadi di persimpangan jalan Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (15/8/2015). Saat itu, konvoi HDCI menerobos lampu merah. Kasus ini menjadi besar seorang pengguna sepeda angin bernama Elanto Wijoyono (32) berusaha menghadang konvoi tersebut. Elanto protes karena konvoi yang dikawal polisi tersebut tetap menerobos lampu merah dan tidak menghormati hak pengguna jalan lain.
Gatot menjelaskan konvoi pada Sabtu yang berangkat dari Jogja City Mall menuju Prambanan sebenarnya sudah dibagi dalam dua kloter perjalanan agar tidak menimbulkan kemacetan.
"Kemarin kami sudah hitung kalau dari JCM ke Prambanan jaraknya 20 kilometer, awalnya ada 4.000 motor yang akan ikut konvoi, tapi ternyata hanya 1.800 yang ikut, sisanya memilih di hotel, kami sudah bagi jadi dua kloter karena setelah dihitung setiap kloter panjangnya 10 kilometer dengan waktu tempuh 50 menit, kemarin saya juga ikut konvoi, tapi di belakang sendiri karena mau pantau juga," kata Gatot.
Gatot mengakui koordinasi dengan petugas Dinas Perhubungan kurang maksimal lantaran adanya tamu VVIP yang berkunjung ke Yogyakarta.
Gatot menambahkan saat akan berangkat konvoi, panitia sudah mengimbau agar peserta berkumpul di JCM. Namun ternyata sebagian peserta memilih langsung berangkat dari hotel tempat mereka menginap.
"Ada beberapa peserta memang yang memilih berangkat tidak dari JCM, misal berangkat dari Malioboro, karena mungkin sudah tahu rutenya, nah yang tidak berangkat bareng ini yang kami tidak bisa kontrol," kata Gatot.
Senada dengan Gatot, ketua panitia acara Jogja Bike Rezdevous Lutfi mengatakan panitia sudah berusaha meminimalisir konflik.
"Awalnya pilih di JCM karena mau ke Borobudur, tapi dekat acara ternyata kalau di Borobudur harus ada ijin UNESCO dan beberapa syarat lain, akhirnya kami pilih ke Prambanan, kami sudah coba mengurangi dampaknya," kata Lutfi.
Lutfi menjelaskan sebenarnya pembinaan terhadap anggota HDCI selalu dilakukan, bahkan ada sanksi sosial bagi yang tidak taat aturan atau bersikap arogan kepada masyarakat.
"Kalau sanksi kayak ngambil motornya kan nggak mungkin kita lakukan tapi kalau sanksi sosial sudah sering kita lakukan, sanksinya seperti dikucilkan, tidak diajak touring, dan itu lebih menyakitkan lho, punya motor, tapi nggak punya teman, sakitnya tu di sini (sambil menunjuk dada)," kata Gatot.
Gatot dan Lutfi menyesalkan kejadian kemarin. Acara yang sudah disiapkan enam bulan ini, salah satu tujuannya untuk mendongkrak pariwisata Yogyakarta. (Wita Ayodhyaputri)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Refleksi 2025: Akademisi UII Nilai Pemerintahan Prabowo-Gibran Sarat Masalah HAM dan Militerisasi
-
Tak Ada di LHKPN, Publik Pertanyakan Helikopter Pribadi Prabowo yang Disebut Teddy Dikirim ke Aceh
-
Kabar Gembira! Pramono Anung Gratiskan Moda Transportasi Jakarta di Malam Tahun Baru 2026
-
Tradisi Meugang Terancam Jelang Ramadan, Gubernur Aceh Minta Suplai Sapi ke Tito dan Purbaya
-
Bencana Aceh 2025: PLN Catat 442 Titik Kerusakan Listrik, Jauh Melampaui Dampak Tsunami 2004
-
DPR Soroti Hambatan Pemulihan Aceh: Kepala Daerah Takut Kelola Kayu Gelondongan
-
Ini 3 Poin yang Dihasilkan Dari Rapat Kordinasi DPR-Pemerintah Pascabencana di Aceh
-
ICW: Korupsi Pendidikan Tak Pernah Keluar dari Lima Besar, Banyak Celah Baru Bermunculan
-
Tito Karnavian: Anggaran Pemulihan Bencana Aceh, Sumut, dan Sumbar Capai Rp 59 Triliun
-
JPPI Terima Aduan Sekolah di Banten Diduga Palak SPPG Rp1.000 per Siswa Tiap Hari