Suara.com - Menko Kemaritiman Rizal Ramli memang memilih berhenti berkomentar terkait tantangannya kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk berdebat terbuka soal mega proyek listrik 35 ribu MW.
Tapi, di balik bungkamnya Rizal, dia malah meminta stafnya untuk membagian tulisan Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhie M Massardi, berjudul ‘Kalau Saja Pak JK Negarawan” saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu (19/8/2015).
Berikut isi tulisan Adhie M. Massardi yang juga mantan juru bicara Presiden KH Abdurrahman Wahid:
"Kegaduhan di Kabinet PascaReshuffle"
KALAU SAJA PAK JK NEGARAWAN
Kalau saja Pak JK (Jusuf Kalla) hadir sebagai negarawan, yang tindak-tanduknya hanya demi kemaslahatan rakyat, negara dan bangsa, dan tidak memiliki konflik kepentingan, tak akan muncul kegaduhan politik di level kabinet seperti sekarang.
Pak JK itu kan Wapres, dan pejabat negara paling senior (sepuh) di republik ini. Sesuai usianya, seharusnya lebih bijak dalam menyikapi saran dan gagasan perbaikan pemerintahan, darimana pun datangnya. Sehingga jadi tela& bagi anggota kabinet lainnya. Tidak malah menanggapinya secara emosional.
Pak JK seharusnya memelopori perubahan mental masyarakat yg apabila mendengar “gagasan yg benar”, bukannya segera dilaksanakan, tapi mempersoalkan “siapa dan bagaimana cara menyampaikannya”. Padahal gagasan kebenaran tetaplah gagasan kebenaran, meskipun disampaikan Menko Kemaritiman dengan cara yang dianggap tidak lazim.
Presiden AS Franklin D Roosevelt tidak akan bisa mengakhiri PD II kalau tidak merespon gagasan Albert Einstein, ilmuwan urakan rambut awut-awutan, yang disampaikan hanya lewat surat. Tapi sejarah mencatat, surat itu gagasan bikin bom atom yang kemudian dijatuhkan di Hiroshima & Nagasaki, sebagai penutup PD II.
Bangsa Jepang yang feodalistik tidak akan semaju sekarang kalau tidak merespon gagasan Sakichi Toyoda, anak tukang kayu miskin, pendiri industri otomotif merk Toyota, pendorong Negeri Matahari Terbit menuju negara industri terkemuka di muka bumi.
Bahkan mungkin kita akan tetap hidup dalam kegelapan kalau tetap berkutat pada cara pandang “siapa dan bagaimana cara gagasan disampaikan”. Karena temuan lampu pijar dan kelistrikan dikembangkan Thomas Alva Edison, orang Amerika yang tuli itu.
Makanya, bangsa Indonesia hrs sgr mengubah mental itu. Menghormati “gagasan kebenaran”, dan bukan mempersoalkan siapa & bagaimana cara gagasan itu dilontarkan.
Pak Jusuf Kalla bisa jadi pelopor perubahan mental itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Karir Ambyar! Brigadir YAAS Dipecat Polda Kepri Usai Aniaya Calon Istri yang Hamil
-
Saksi Ungkap Pertamina Gunakan Kapal PT JMN karena Keterbatasan Armada Domestik
-
Bupati Bekasi dan Ayah Dicokok KPK, Tata Kelola Pemda Perlu Direformasi Total
-
Menteri Mukhtarudin Terima Jenazah PMI Korban Kebakaran di Hong Kong
-
Panas Paripurna Ranperda Perubahan Badan Hukum PAM Jaya, PSI Tetap Tolak Privatisasi BUMD Air Minum
-
KPK Ungkap Kepala Dinas Sengaja Hapus Jejak Korupsi Eks Bupati Bekasi
-
Bupati Bekasi di Tengah Pusaran Kasus Suap, Mengapa Harta Kekayaannya Janggal?
-
6 Fakta Tabrakan Bus Kru KRI Soeharso di Medan: 12 Personel Terluka
-
Pesan di Ponsel Dihapus, KPK Telusuri Jejak Komunikasi Bupati Bekasi
-
Rotasi 187 Perwira Tinggi TNI Akhir 2025, Kapuspen Hingga Pangkodau Berganti