Suara.com - Saat ini, Komisi I DPR sedang proses fit and proper test terhadap 33 calon duta besar Republik Indonesia untuk berbagai negara. Keputusan hasil ujian akan diumumkan pada Kamis (17/9/2015).
Latar belakang para kandidat bervariasi, sebagian di antaranya pernah menjadi anggota partai politik dan pernah duduk di DPR.
Salah satu kandidat yang pernah di partai politik adalah Muhammad Basri Sidehabi, mantan pilot yang kemudian pernah menjadi anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar. Penulis buku berjudul Dari Kursi Pesawat Tempur Ke Kursi Senayan ini diusulkan menjadi Duta Besar RI untuk Qatar.
Berikut petikan wawancara suara.com dengan Basri di gedung DPR, Rabu (16/9/2015).
Persiapan Anda menjadi Dubes Qatar bagaimana?
Saya ditugaskan ke sana, ini hak prerogatif Presiden (Joko Widodo) sesuai dengan Pasal 13 UUD yang diamandemen bahwa Presiden berhak menunjuk itu. Ya kita siapkan saja. Banyak info-info. Kita ketemu diaspora di sana. Kita ada 40 ribu tenaga kerja di sana, yang bagus itu karena ada yang jadi formal dan ada yang profesional. Formal 5.062, profesionalnya 1.656. Tinggi gajinya. Ada yang direktur, manajer. Jadi bisa dapat gaji 13 ribu lebih tinggi daripada dubes
Apa saja potensi di Qatar yang Anda ketahui?
Presiden sudah membuka, memang kalau tidak salah 2011, di BDF, Bali Democracy Forum, itu sudah bicara dengan Pak SBY, perdana menterinya (Qatar), itu mengharapkan kalau menginves 10-15 miliar, tapi sudah empat tahun sampai sekarang belum ada.
Apakah Anda menguasai Bahasa Arab, karena Anda akan ke Qatar?
(Tertawa) bahasa kan tahunya Bahasa Inggris sedikit saja. Saya mantan atase di Amerika, saya pilot Angkatan Udara. Memang Bahasa Arab bahasa utama (di Qatar), tapi saya hanya sistem penerjemahnya, tapi Bahasa Ingggris bahasa kedua.
Berarti tidak ada masalah dengan bahasa?
Sementara nggak masalah. Pak Dedi, dubes yang sekarang yang akan saya ganti, mungkin tidak terlalu bisa. Mungkin hanya Pak Dubes pertama almarhum Pak Munir, itu saja yang bisa Bahasa Arab, karena dia dari pesantren
Berarti Anda menguasai berapa bahasa?
Bahasa Jawa juga (tertawa). Nggak, bahasa Inggris saja. Karena itu bahasa keduanya di Qatar.
Bagaimana dengan keluarga ketika mengetahui Anda akan bertugas ke sana?
Berita Terkait
-
Prerogatif Prabowo: Alasan di Balik Pemilihan Calon Dubes AS yang Bukan Diplomat Karier
-
Dicalonkan Jadi Dubes Jepang, Ini 7 Kiprah Intelektual Kartini Sjahrir yang Jarang Diketahui
-
Adik Luhut Jadi Calon Dubes Jepang: Ini 5 Fakta Menarik Kartini Sjahrir
-
Dari Jenderal hingga Mantan Menteri: Ini Daftar Lengkap 24 Calon Dubes RI yang Lolos Uji DPR
-
Mantan Wakil Bendahara TKN Dicalonkan Jadi Dubes Malaysia, Komisi I DPR: Kami Tak Lihat Seperti Itu
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
Terkini
-
Ketua BAM DPR Aher Janji UU Ketenagakerjaan Baru akan Lebih Baik Usai Temui Buruh KASBI
-
Lewat Kolaborasi dengan Iko Uwais di Film TIMUR, BNI Dukung Industri Film Nasional
-
Internet di Indonesia Masih Belum Merata, Kolaborasi Infrastuktur adalah Jalan Pintasnya
-
Aksi Buruh KASBI di DPR Bubar Usai Ditemui Aher, Janji Revisi UU Ketenagakerjaan
-
Komoditas Nikel Indonesia Menguat, Hilirisasi Jadi Kunci
-
Bahlil Sarankan Mantan Presiden Dapat Anugerah Gelar Pahlawan Nasional, Termasuk Soeharto
-
Ajukan PK, Adam Damiri Akan Hadirkan Enam Ahli di Sidang Asabri
-
Komisi VII DPR Sentil Industri Film Nasional: 60 Persen Dikuasai Kelompok Tertentu, Dugaan Monopoli?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak RS? Ini Klarifikasi Gubernur Pramono Anung
-
Empat Gubernur Riau Terjerat Korupsi, KPK: Kami Sudah Lakukan Pencegahan Intensif