Suara.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan membangun sekat kanal di lokasi kebakaran hutan dan lahan. Sekat kanal dibangun berdasarkan peta rawan kebakaran hutan dan lahan tingkat provinsi.
Pembangunan sekat kanal dipercaya akan mencegah kebakaran hutan di masa mendatang.
"Peta rawan kebakarannya kan sudah ada di masing-masing provinsi, dasarnya pakai itu. Lokasi sekat kanalnya dibuat di lokasi yang memang benar-benar rawan kebakaran," kata Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles B Panjaitan di Jakarta, Jumat (2/10/2015).
Peta kerawanan kebakaran hutan dan lahan di tingkat provinsi telah dibuat berdasarkan putusan rapat pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan yang dipimpin Wakil Presiden (Wapres) Boediono, di Istana Wapres, 12 Juni 2014 lalu.
Pengerjaannya menjadi bagian dalam 12 rencana aksi untuk melakukan upaya yang lebih terkoordinasi secara baik dan efektif untuk mengurangi resiko kebakaran hutan yang diawasi langsung Unit Kerja Presiden bidang Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan (UKP4).
Pemerintah, menurut dia, tidak membuat kanal baru untuk mengairi lahan gambut yang rawan terbakar, namun membersihkan kanal-kanal yang sudah ada di lokasi-lokasi rawan terbakar agar air mudah mengalir.
"Kanal-kanal itu kan sebenarnya dulu sebagai jalur transportasi, digunakan perusahaan atau perkebunan mengangkut kayu atau sawit. Sekarang akses jalan sudah ada kanal tidak dipakai lagi, karenanya kita tidak buat kanal baru tapi bersihkan yang ada untuk dialiri air," ujar Raffles.
Dengan kanal yang teraliri air ini, menurut dia, target agar Indonesia bebas bencana asap tiga tahun ke depan sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo bisa tercapai.
"Tidak boleh lagi ada bencana asap dalam tiga tahun ke depan. Itu jadi target, jadi kalau bisa tahun ini sekat kanal selesai," kata dia.
Saat ditanya apa yang menyebabkan sekat kanal tidak tergarap pascablusukan asap Presiden Joko Widodo ke Sungai Tohor, Riau, pada November 2014, ia mengatakan sekat kanal sebenarnya sudah sempat dikerjakan di beberapa daerah namun tidak terekspos media.
"Review sekat kanal dilakukan termasuk oleh perusahaan, jika ada yang membuka sekat kanal maka harus bertanggung jawab menutup lagi. Di Riau sudah dikerjakan itu, sudah ada 21 kanal yang disekat di sekitar Giam Siak (Cagar Biosfer Giam Siak Kecil--Bukit Batu)," ujar dia.
Ia menyebut KLHK menganggarkan Rp5 miliar hingga Desember 2015 untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan. "Ini termasuk digunakan untuk membeli pompa air, selang kebakaran yang besar itu untuk dipakai mengalirkan air dari embung-embung yang dibuat di ujung-ujung kanal," katanya.
Sebelumnya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan KLHK melibatkan para ahli bertugas dan sedang mengkaji lokasi sekat kanal yang akan dibuat, sehingga belum diketahui berapa banyak sekat dibuat dan berapa panjang kanal dibersihkan.
Menurut dia, akan butuh waktu lama, hingga lima tahun, jika ingin membuat sekat kanal diseluruh area rawan kebakaran hutan dan lahan di beberapa provinsi sekaligus.
Sejak 25 September lalu kanal bersekat sepanjang sekitar 17 kilometer (km) sedang dikerjakan oleh anggota TNI bersama masyarakat di lokasi yang terbakar hebat di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. "Harapannya tanggal 10 Oktober bisa selesai," ujar dia.
Berita Terkait
- 
            
              Kalteng Pakai Teknik 'Canal Blocking' Tanggulangi Kebakaran Lahan
 - 
            
              Singapura Jadi Korban Asap Diminta Ketua DPR untuk Mau Mengerti
 - 
            
              Rantis Water Canon Dikerahkan Bantu Padamkan Kebakaran Hutan
 - 
            
              Pasukan Bomba Malaysia Diminta Bantu Padamkan Kebakaran Hutan
 - 
            
              Polisi Riau Telisik 17 Perusahaan Terduga Pembakaran Hutan
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Dinilai Bukan Pelanggaran Etik, Ahli Hukum Sebut Ucapan Adies Kadir Hanya Slip Of The Tongue
 - 
            
              Misteri 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Kwitang, Polda Metro Jaya Ambil Alih Kasus
 - 
            
              Legal Standing Dipertanyakan Hakim MK, Pemohon Uji UU TNI Singgung Kasus Almas
 - 
            
              Aksi Solidaritas Tempo di Makassar Ricuh, Jurnalis Dipukul
 - 
            
              Tegas! Ketua Banggar DPR Sebut Danantara yang Wajib Bayar Utang Whoosh
 - 
            
              Bahaya Judol dan Narkoba Lebih Besar dari Korupsi? Yusril Ungkap Fakta Lain Soal RUU Perampasan Aset
 - 
            
              Mata Lebam Siswi SD di Palembang, Ibu Menangis Histeris Duga Anaknya Dianiaya di Sekolah!
 - 
            
              Ngeri! Tanah di Makasar Jaktim Amblas Bikin Rumah Warga Ambruk, Disebabkan Apa?
 - 
            
              Gus Ipul Murka: Bansos Dipakai Bayar Utang dan Judi Online? Ini Sanksinya!
 - 
            
              Prabowo Tak Masalah Bayar Cicilan Utang Whoosh Rp1,2 T per Tahun: Saya Ambil Alih, Gak Perlu Ribut!