Suara.com - Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menyatakan, mata pencarian di sektor pangan dan pertanian telah banyak terdampak oleh beragam bencana alam yang terkait dengan fenomena perubahan iklim selama beberapa dekade terakhir.
"Tahun ini saja, petani, nelayan, peternak dan rimbawan skala kecil, dari Myanmar hingga ke Guatemala, dan dari Vanuatu ke Malawi, telah melihat mata pencarian mereka terkikis atau terhapus oleh badai, kekeringan, banjir dan gempa bumi," kata Direktur Jenderal FAO Jose Graziano da Silva dalam rilis Pusat Informasi PBB (UNIC), di Jakarta, Sabtu (28/11/2015).
Menurut laporan FAO, kekeringan, banjir, badai dan bencana lainnya yang dipicu oleh perubahan iklim telah meningkat dalam frekuensi dan tingkat keparahan selama tiga dekade terakhir.
Hal tersebut, lanjutnya, juga meningkatkan kerusakan yang telah dilakukan terhadap sektor pertanian dari negara-negara berkembang yang mengancam ketahanan pangan.
Selain itu, FAO menemukan bahwa di seluruh dunia, antara periode tahun 2003 dan 2013 jumlah rata-rata tahunan bencana yang disebabkan oleh semua jenis bencana alam, termasuk peristiwa terkait iklim, hampir meningkat dua kali lipat sejak tahun 1980-an.
Dengan fokus khusus pada dampak bencana yang terkait iklim di negara berkembang, sekitar 25 persen dari dampak ekonomi negatif menurut laporan ditanggung oleh tanaman, peternakan, perikanan dan sektor kehutanan.
Sedangkan dalam kasus kekeringan, FAO menyatakan bahwa lebih dari 80 persen dari kerusakan dan kerugian mempengaruhi sektor pertanian, khususnya ternak dan produksi tanaman.
Sebelumnya di Indonesia, Pemerintah menyiapkan pembentukan badan ketahanan pangan nasional sebagai upaya untuk menjaga ketahanan pangan yang telah menjadi proritas pembangunan Presiden Joko Widodo.
"Kami akan segera membentuk tim khusus antara Kementerian PANRB dan Kementerian Pertanian untuk menyiapkan alternatif soal badan ketahanan pangan nasional," kata Yuddy Chrisnandi seusai rapat tertutup dengan Menteri Pertanian, Rabu (25/11/2015).
Menurut dia ada dua alternatif yang nanti akan diajukan tim Kementerian PANRB dan Kementan untuk pembentukan badan ketahanan pangan nasional tersebut.
Alternatif pertama, apakah perlu ada lembaga khusus pemerintahan non kementerian (LPNK) dengan memprioritaskan badan pangan yang ada dan bernaung di bawah Kementan, atau tersendiri sehingga menjadi lebih Independen.
Kedua, lanjut Menteri Yuddy, memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Mentan merangkap menjadi kepala badan ketahanan pangan nasional, dengan kewenangan yang lebih besar untuk mengkordinasikan lintas sektoral dalam hal produk-produk pangan, dan peta jalan menuju swasembada pangan.
Semua alternatif itu, tambahnya, nantinya akan dibahas secepatnya hingga akhir tahun ini untuk segera disampaikan kepada Presiden. "Kedua alternatif ini nanti akan kami sampaikan kepada Presiden dan Presiden yang akan menentukkan kedudukan dari badan ketahanan pangan ini," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Saat Suhu Bumi Naik, Nyamuk pun Berpesta: Awas Ancaman 'Ledakan' Demam Berdarah
-
Target Emisi Indonesia Mundur Tujuh Tahun, Pemerintah Didesak Dengarkan Suara Rakyat
-
84 Persen Terumbu Karang Dunia Sudah Memutih, Ilmuwan: Waktu Kita Hampir Habis
-
Perencanaan dan e-RDKK yang Tepat Jadi Kunci Optimalisasi Penyerapan Pupuk Subsidi di Aceh
-
Badai Api Mengguncang Bumi: Tantangan Baru Ilmuwan di Era Pemanasan Global
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting